TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Pengembang Pelabuhan Indonesia, Dani Rusli, mengatakan Pelabuhan Kalibaru, Jakarta Utara, diprediksi mampu menurunkan ongkos ekonomi berbiaya tinggi di pelabuhan. “Bisa diturunkan 20 hingga 30 persen,” katanya, di kantor Pelindo II, Jakarta, Selasa, 15 Januari 2013.
Saat ini pengusaha dibebani biaya logistik tinggi karena kapasitas Pelabuhan Tanjung Priok tak mencukupi. Jumlah kontainer terus meningkat rata-rata 23 persen per tahun. Arus kendaraan juga tersendat karena fasilitas jalan tidak mampu menampung lalu lintas truk di pelabuhan.
Fasilitas Priok yang hanya bisa menerima kapal berdaya angkut 5.000 hingga 6.000 kontainer berukuran dua puluh kaki atau twenty-foot equivalent units (TEUs), Dani menambahkan, dinilai tidak bisa menampung kapal lebih besar lagi.
Pelabuhan Kalibaru yang disebut New Priok itu diharapkan mampu meningkatkan produktivitas. Dermaga baru ini akan dilengkapi fasilitas modern dan teknologi canggih. Pengembang juga berencana membangun jalan agar konektivitas pelabuhan dengan pusat industri tidak bercampur dengan arus kendaraan kecil. Konektivitas ini sedang diusulkan kepada pemerintah pusat. “Kami berharap bisa berkolaborasi dengan BUMN lain,” ujarnya.
Dani mengatakan pembangunan fisik pelabuhan baru mencapai 10 persen. Ditargetkan, terminal pertama mulai beroperasi akhir 2014. "Selanjutnya akan dibangun bertahap sampai 2017," ujar Dani. Anggaran tahap pertama diperkirakan Rp 2,3 triliun, tahap selanjutnya Rp 11 triliun. Sumber pendanaan berasal dari kas induk usaha, PT Pelindo II.
MARIA YUNIAR