TEMPO.CO, Jakarta -- Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara Bambang Suheri mengatakan, selama banjir berlangsung di wilayah Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara, warga diserang berbagai penyakit.
"Namun rata-rata penyakit ringan yang masih bisa ditangani," ujar Bambang kepada Tempo, Rabu, 16 Januari 2013.
Bambang mengatakan, rata-rata jenis penyakit yang dialami warga Kapuk Muara adalah penyakit kulit yang menyebabkan gatal-gatal, diare, serta demam. Namun, yang paling banyak dialami adalah demam dan penyakit kulit.
"Masalahnya, air banjir itu kotor dan dingin. Akibatnya, warga menjadi kedinginan dan kulit mereka gatal-gatal," ujar Bambang. Baru satu orang yang terkena penyakit diare.
Secara umum, jumlah warga yang sakit kurang-lebih 213 orang. Jumlah itu naik dibanding jumlah sehari sebelumnya, yakni 145 pasien. (Baca: Banjir di Ibu Kota, 9.000 Orang Mengungsi) Meskipun jumlah pasien bertambah, Bambang mengaku merasa belum perlu menambah jumlah tim dokter ataupun ambulans di lokasi. Soalnya, pasien kebanyakan hanya mengalami demam. Demam, kata dia, tak perlu penanganan yang terlalu berlebihan dan bisa ditangani oleh satu tim dokter saja. "Dengan obat juga sebenarnya sudah bisa ditangani. Persediaan obat kami juga masih cukup untuk menangani 200 pasien lebih," ujar Bambang.
Bambang menuturkan, misalkan situasi meminta pihaknya untuk segera mendatangkan tim dokter tambahan atau membuka posko baru, ia akan membuka satu posko lagi. Sekarang posko kesehatan baru ada di RW 05 Kapuk Muara. Posko ditambah jika jumlah pasien terus bertambah.
"Kami buka satu posko baru beserta tim dokternya di pintu keluar Pantai Indah Kapuk," ujar Bambang.
Apabila ada warga Kapuk Muara yang perlu dirujuk ke puskesmas atau rumah sakit, mereka tak akan dikenai biaya. Status KTP pun tak akan diperhatikan karena pelayanan tak akan dibatasi untuk warga Jakarta saja. (Baca juga: 1.130 Warga Kampung Melayu 'Ngungsi' di 4 Posko)
ISTMAN M.P.