TEMPO.CO , Jakarta: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menilai rencana pembangunan alat modifikasi cuaca di Ibu Kota tak efektif. "Hanya memindahkan hujan ke tempat lain," ujar Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG Mulyono Prabowo pada jumpa pers di kantornya, Rabu, 16 Januari 2013.
Menurut dia, cuaca merupakan sistem besar yang mempengaruhi banyak wilayah. Sistem besar ini menyimpan energi dalam jumlah besar dalam bentuk angin dan uap air. Modifikasi cuaca dilakukan dengan mengurangi energi pada satu tempat seperti Jakarta. "Akibatnya energi harus dipindahkan ke tempat lain di sekitar Jakarta," katanya.
Jika modifikasi dilakukan untuk mengubah curah hujan Ibu Kota, maka perlu diperhatikan dampak kelebihan curah hujan yang dialihkan ke daerah lain di sekitar Jakarta.
BMKG menilai upaya menanggulangi banjir di Jakarta tak cukup dengan mengandalkan modifikasi cuaca saja. "Perlu penanganan menyeluruh," kata dia. Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah persoalan tata ruang dan tata wilayah drainase, dan kebersihan daerah aliran sungai.
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi baru-baru ini menawarkan pemasangan alat modifikasi cuaca di Ibu Kota. Alat ini dipakai untuk memecah konsentrasi awan hukan menggunakan zat kimia tertentu yang ditabur di udara atau ditembakkan dari darat.
Tawaran ini disambut positif Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Menurut pria yang akrab disapa Ahok ini, mengatakan akan mengkaji penerapan teknik ini di daerahnya.
ANTON WILLIAM