TEMPO.CO, Jakarta - Di tengah bencana banjir yang melanda Jakarta, staf khusus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Velix Wanggai, merilis kabar kalau SBY siap mendiskusikan wacana tentang pemindahan Ibukota dari Jakarta. Bahkan, Presiden SBY sudah menyiapkan tiga opsi mengenai rencana perpindahan ini.
"Menurut Presiden, Jakarta tidak bisa lagi menampung interaksi manusia dan lingkungannya," kata Velix Wanggai di Jakarta, Jumat, 18 Januari 2013.
Velix menyatakan, pelaksanaan kebijakan ini harus bersifat teknokratis, politik dan melibatkan seluruh komponen bangsa. Menurut dia, pemindahan ini merupakan langkah visioner sekaligus berpikir di luar arus utama bagi masa depan bangsa Indonesia.
Velix mengutarakan, Presiden SBY sudah mengajukan tiga skenario pemindahan ibukota. Pertama, mempertahankan Jakarta sebagai Ibukota pusat pemerintahan, ekonomi dan perdagangan. Konsekuensinya, harus ada pembenahan total atas macet, banjir, transportasi, permukiman, dan tata ruang wilayah di Jakarta.
Opsi kedua adalah membangun ibukota baru. Velix menyatakan, Presiden SBY ingin membangun ibukota yang benar-benar baru jika opsi ini dipilih. Opsi terakhir adalah ibukota tetap di Jakarta, tetapi pusat pemerintahan dipindahkan ke lokasi lain.
Presiden SBY, kata Velix, mengajak semua komponen bangsa membahas wacana ini dengan terbuka, matang dan komprehensif. "Perpindahan ibukota dan pusat pemerintahan harus jangka panjang," ujarnya.
WAYAN AGUS PURNOMO