TEMPO.CO, Jakarta - Hingga Sabtu pagi, 19 Januari 2013, tercatat ada 14 orang tewas akibat banjir yang melanda Jakarta. Kepala Pusat Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho mengatakan korban tewas paling banyak karena tersengat aliran listrik.
Adapun korban yang tewas akibat tersengat aliran listrik jumlahnya enam orang. Empat di antaranya tewas karena sakit dan uzhur usia, satu orang hanyut di sungai, satu orang tewas karena terjebak di basement gedung UOB Buana yang dipenuhi air, dan terakhir dua anak-anak.
Korban yang paling terakhir ditemukan adalah korban yang terjebak di basement UOB Buana, jalan Thamrin, Jakarta Pusat. Korban ditemukan pada Jumat pukul 05.30. "Masih dalam proses identifikasi," kata Sutopo, Sabtu 19 Januari 2013.
Proses evakuasi di basement UOB Buana masih berlangsung hingga Sabtu dini hari. Evakuasi dibantu tim dari pasukan khsusu TNI Angkatan Laut Komando Pasukan Katak (Kopaska). Tim evakuasi menemukan korban tewas di basement level dua. Tim juga menemukan dua korban selamat bernama Tri Santoso dan Tito. Keduanya dibawa ke Rumah Sakit Abdi Waluyo.
Dari 14 korban paling banyak tewas di Jakarta Barat, jumlahnya sembilan orang. Di Jakarta Selatan terdapat dua korban tewas, di Jakarta Timur satu orang, di Jakarta Pusat satu orang, dan Jakarta Utara satu orang.
Sutopo mengatakan hingga pukul 08.00 pagi masih ada beberapa daerah yang terendam banjir. Antara lain kawasan Pluit, Jakarta Utara. "Ketinggian air di kawasan ini mencapai 1,5 meter," kata Sutopo. Debit sungai Ciliwung juga bertambah imbas kiriman air bah dari Depok.
ANANDA BADUDU