TEMPO.CO, Madiun - Ratusan serpihan tulang yang diduga merupakan fosil hewan purba yang ditemukan di Madiun hingga kini masih disimpan di laboratorium Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Mejayan. Menurut Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan Kabupaten Madiun Ismono, yang berhak melakukan penelitian adalah Balai Arkeologi, Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran, dan Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Trowulan, Mojokerto.
“Usianya belum bisa dipastikan karena harus diteliti,” kata Ismono, Selasa, 22 Januari 2013. Selain fisik dan struktur fosil, lokasi penemuan harus diteliti. Sebab, usia fosil bisa dilihat dari jenis lapisan tanahnya.
Serpihan tulang tersebut ditemukan saat para siswa melakukan kegiatan reboisasi di hutan kawasan Waduk Kedung Brubus, Desa Bulu, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun, Sabtu, 19 Januari 2013.
Terdapat 21 serpihan tulang yang diduga merupakan tulang gajah purba, 199 serpihan diduga tulang rusa, dan satu serpihan tulang diduga fosil tumbuhan purba. Selain hewan darat, diduga juga ada fosil hewan laut. Namun sulit diidentifikasi dengan pengamatan fisik.
Pamong Budaya yang ditugaskan di Madiun di bawah Dinas Pendidikan setempat, Arif Ardianto, mengatakan tidak bisa memastikan usia serpihan yang diduga fosil tersebut. Namun diperkirakan berusia 11 ribu tahun. Arif menjelaskan dirinya hanya bertugas mengamankan dan memilah jenis fosilnya. ”Selanjutnya menunggu tim dari BPSMP Sangiran,” ujar Sarjana Arkeologi Universitas Gajah Mada ini.
Pada Juli 2011, penelitian tim BPSMP Sangiran juga menemukan fosil di Kedung Brubus, yakni sejumlah fragmen fosil dari gajah (elephantedae); sapi, kerbau, banteng, dan sejenisnya (bovidae); rusa dan sejenisnya (cervidae); badak (rhinoceros), serta kura-kura (testudinata).
Tim itu juga menemukan gigi geraham dan tulang rusuk (costae) badak serta tempurung bagian bawah (plastron) kura-kura. Usia fosil hewan purba ini diperkirakan mencapai 700-800 ribu tahun.
ISHOMUDDIN