TEMPO.CO, Jakarta - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengumumkan realisasi penanaman modal tahun 2012. "Angkanya sangat menggembirakan," kata Kepala BKPM Chatib Basri dalam jumpa pers di kantornya, Selasa, 22 Januari 2013.
Chatib menyebutkan, realisasi penanaman modal sepanjang tahun lalu mencapai Rp 313,2 triliun. Angka tersebut, menurut dia, adalah 10,5 persen di atas target yang ditetapkan, yakni Rp 283,5 triliun. Jika dibandingkan tahun lalu, angka tersebut meningkat hingga 24,63 persen.
Perinciannya, Rp 92,2 triliun merupakan penanaman modal dalam negeri, sementara penanaman modal asing mencapai Rp 221 triliun.
Dari investasi sebesar itu, menurut Chatib, jumlah tenaga kerja yang terserap sebanyak 307.960 orang. Perinciannya, 149.617 dari penanaman modal dalam negeri, sementara investasi luar negeri menyerap 158.343 pekerja. "Artinya, jenis investasi kita cenderung padat modal, karena itulah kenaikan upah minimum tidak terlalu berpengaruh," ujarnya.
Ia menambahkan, "Sampai sekarang belum ada perusahaan asing yang memberi notifikasi untuk menarik investasinya." Untuk menarik investasi di sektor usaha padat karya, kata Chatib, pemerintah perlu memberi insentif tertentu.
Sedangkan, kata Chatib, ada perbedaan sektor industri yang paling banyak menarik investasi bagi perusahaan asing dan dalam negeri. Beberapa sektor yang paling menarik investasi perusahaan asing adalah pertambangan US$ 4,3 miliar (17,3 persen), transportasi US$ 2,8 miliar (11,4 persen), kimia US$ 2,8 miliar (11,4 persen), industri logam dasar US$ 2,5 miliar (10 persen), serta angkutan dan transportasi US$ 1,8 miliar (7,5 persen).
Adapun pemodal dalam negeri paling banyak berinvestasi pada industri makanan, yakni Rp 11,2 triliun (11,2 persen). Berikutnya, sektor industri mineral nonlogam Rp 10,7 triliun (11,6 persen), pertambangan Rp 10,5 triliun (11,5 persen), tanaman pangan Rp 9,6 triliun (10,4 persen), transportasi dan telekomunikasi Rp 8,6 triliun (9,3 persen), dan sektor lainnya mencapai Rp 41,6 triliun (45,1 persen).
PINGIT ARIA