TEMPO.CO, Jakarta – Kepala Dinas Pekerjaan Umum Ery Basworo menyatakan proyek pembangunan tanggul laut (sea wall) masih dalam proses studi kelayakan alias feasibility study. Menurut dia, studi tersebut masih terus dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum. "Sejak tahun lalu sudah mulai FS-nya," kata dia kepada Tempo, Senin, 21 Januari 2013.
Menurut Ery, pembangunan tanggul laut itu nantinya akan membendung air laut yang masuk ke Teluk Jakarta sebelum limpasannya masuk ke daratan. Dengan pembangunan tanggul itu, Jakarta diharapkan tidak akan mengalami banjir rob akibat naiknya permukaan laut.
Tanggul itu kemungkinan akan dilengkapi oleh pompa-pompa yang akan menyedot air di Teluk Jakarta dan dibuang ke Laut Jawa. Ery yakin cara itu akan membuat kawasan di Jakarta Utara bebas dari banjir rob yang kerap melanda kawasan tersebut. "Jadi, kalau sudah dibuang ke laut yang daratan Jakarta tidak akan lebih rendah dari permukaan air laut," kata dia.
Adapun untuk biaya, Ery menyatakan ada beberapa opsi yang bisa diambil oleh pemerintah dengan biaya pembangunan antara Rp 50 triliun hingga Rp 100 triliun. Namun, kata dia, pemerintah mengisyaratkan akan mengambil opsi pembangunan itu akan dilakukan di sepanjang pantai Jakarta. "Jadi, kira-kira pantai sepanjang 30 kilometer di Teluk Jakarta yang akan ditutup oleh tanggul tersebut," katanya.
Namun, dia menyatakan proyek itu masih dalam tahap pra-pembangunan. Dia juga menolak memperkirakan kapan pembangunan tanggul laut itu akan bisa direalisasikan untuk Ibu Kota. Apalagi, hingga kini desain proyek (detail engineering design) itu masih belum sepenuhnya rampung.
DIMAS SIREGAR