TEMPO.CO, Jakarta -Komisi Pemberantasan Korupsi ikut menyalurkan bantuan kepada korban banjir di Jakarta. Bantuan tersebut berupa uang senilai Rp 21 juta dan puluhan kardus pakaian.
"Bantuan alakadarnya ini adalah bentuk keprihatinan kami terhadap korban banjir yang terjadi di Jakarta dan hampir seluruh wilayah di Indonesia," ujar Ketua KPK Abraham Samad di sela pemberian bantuan secara simbolis kepada korban banjir di kantornya, Rabu, 23 Januari 2013.
Menurut Abraham, KPK terdiri dari mahkluk sosial yang bisa berintegrasi, saling membutuhkan, serta saling membantu. Sehingga melalui wadah pegawai, seluruh penghuni gedung bernomor C1 di Jalan H.R. Rasuna Said itu bahu-membahu mengumpulkan bantuan untuk sesama. "Bantuan ini juga untuk menumbuhkan rasa empati kita, kalau rasa ini hilang, tidak ada lagi kehidupan," kata dia.
Banjir yang melanda di Jakarta dan hampir seluruh wilayah Indonesia menimbulkan korban di berbagai tempat, tak terkecuali lembaga antirasuah tersebut. Pada pekan lalu, sebanyak sembilan tahanan dipindahkan ke Lembaga Pemasyarakatan Militer Guntur, karena kamar mereka direndam air setinggi lutut orang dewasa.
Sebagian pegawai KPK, termasuk unsur pimpinannya, juga harus mengungsi berkantor ke lantai 15 Kementerian Badan Usaha Milik Negara. Jadwal pemeriksaan pun berantakan karena listrik ikut tidak berfungsi.
Juru bicara KPK, Johan Budi S.P, mengatakan, selain menyerahkan bantuan ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana, komisinya juga memberikan bantuan yang sama kepada sejumlah pegawai KPK yang menjadi korban banjir. "Mereka terdiri dari office boy, driver, dan bagian customer service."
Bantuan tersebut, kata Johan, akan terus dikumpulkan hingga 27 Januari 2013. "Ini bukan pamer, tapi kami menunjukkan bahwa selain pemberantasan korupsi, kami juga peduli dengan nasib saudara kita yang terkena musibah."
TRI SUHARMAN