TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama kebingungan karena banyak pengungsi banjir di Pluit yang enggan pindah ke rumah susun sederhana sewa (rusunawa) di Marunda. Pengungsi lebih suka menempati Cometa Futsal, yang digunakan sebagai tempat penampungan sementara.
Ahok--sapaan akrab Basuki--berusaha keras membujuk pengungsi untuk pindah ke Marunda. Sebab, izin penempatan pengungsi yang diberikan pemilik Cometa Futsal sudah habis. "Numpang dululah di Marunda, seminggu aja. Gak enak saya sama yang meminjamkan tempat pengungsian. Batasnya hari ini," ujar Ahok di Cometa Futsal, Pluit, Jakarta Utara, Kamis, 24 Januari 2013.
Ahok menambahkan, usul untuk mencoba tinggal di Marunda ini bukan paksaan. Pengungsi masih bisa memutuskan untuk pindah ke Marunda atau ke kantor Kelurahan Pluit. "Bapak ibu juga bisa balik ke rumah jika mau, tapi saya tak tanggung jawab apa-apa. Ibu-bapak bebas menentukan, saya tidak merantai Anda, " ujar Ahok.
Ahok menambahkan, jika pengungsi tak betah di Marunda, mereka boleh pulang ke rumah masing-masing. Namun, kalau merasa betah, pengungsi boleh langsung mengurus kepindahannya ke pengelola Rusunawa Marunda.
Terakhir, Ahok mengatakan, misalkan pengungsi tiba-tiba berubah pikiran alias ingin ke Marunda setelah mengungsi di Pluit, hal itu tak ia permasalahkan. Pengungsi dipersilakan untuk mencoba tinggal di Marunda.
Sebelumnya, Ahok menawarkan unit Rusunawa Marunda dengan sewa murah dan fasilitas lengkap untuk para penduduk di wilayah genangan dan bantaran Waduk Pluit. Hingga kemarin, kurang lebih 38 keluarga atau 150 jiwa (dari 820 jiwa) telah memutuskan pindah ke Marunda. Sisanya, masih pikir-pikir.
ISTMAN MP