TEMPO.CO , Jakarta: Berhati-hatilah bagi perempuan yang suka merokok. Resiko kematian bagi perempuan perokok saat ini lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang menghisap rokok di tahun 1960an.
Sebuah studi yang dilaporkan dalam New England Journal of Medicine menyebutkan hal ini terjadi karena perempuan masa kini memulai kebiasaan merokok mereka lebih cepat dari generasi sebelumnya. Ditambah konsumsi yang lebih banyak setiap harinya, semakin meningkatkan resiko kanker paru-paru.
Studi ini mengambil data lebih dari 2 juta perempuan di Amerika Serikat berusia 55 tahun atau lebih, mencakup periode 1959-2010. Dalam catatan medis mereka pada tahun 2000-2010 menunjukkan kemungkinan meninggal akibat kanker paru-paru, 25 kali lebih besar dibandingkan teman mereka yang tidak merokok. Ini mengikuti pola yang sama pada pria di tahun 1980-an.
Jika dibandingkan dengan generasi pertama perempuan perokok yang dimulai pada 1950an dan 1960an, mereka hanya beresiko meninggal akibat kanker paru-paru tiga kali lebih mungkin dibandingkan orang-orang yang tidak pernah merokok.
Peneliti utama, Dr Michael Thun, mengatakan resiko kematian di antara perokok perempuan memang terus meningkat tajam selama beberapa dekade. "Meskipun fakta bahwa perempuan itu mengkonsumsi merek rokok yang rendah tar dan nikotin-nya," ujarnya.
Penelitian yang dipublikasikan tahun lalu ini menunjukkan jika perempuan yang telah merokok seumur hidupnya meninggal satu dekade lebih cepat daripada mereka yang sama sekali tak pernah merokok.
Prof Sir Richard dari Universitas Oxford ikut mengomentari temuan ini. "Jika perempuan merokok seperti laki-laki, mereka mati seperti laki-laki," kata dia.
Yang melegakan, studi itu menyebutkan jika berhenti merokok pada usia berapa pun secara dramatis mengurangi angka kematian dari semua penyakit utama yang disebabkan oleh merokok. Berhenti merokok juga jauh lebih efektif daripada mengurangi jumlah rokok yang diisap.
BBC | DAILYMAIL | MUNAWWAROH