TEMPO.CO, Bandung - Sekretaris KPU Jawa Barat Heri Suherman mengungkapkan, ada lima penanda khusus yang menjadi pengaman dalam surat suara yang dipergunakan dalam Pilkada Jawa Barat. "Pengamannya itu minimal satu, ini ada lima yang digunakan," kata dia di ruang kerjanya di Sekretariat KPU Jawa Barat di Bandung, Sabtu, 26 Januari 2013.
Menurut Heri, peraturan KPU mewajibkan minimal satu pengaman yang dipergunakan dalam cetakan surat suara, yakni Microtext. Tapi, lima Komisioner KPU Jawa Barat memutuskan menggunakan lima pengaman dalam surat suara yang akan dipakai untuk mencoblos dalam pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat pada 24 Februari 2013 nanti.
Lima pengaman yang digunakan itu; pertama, Microtext, yakni tulisan kecil yang terletak di bagian depan dan belakang surat suara yang hanya bisa terbaca dengan kaca pembesar. "Tulisannya 'Pilgub Jabar 2013'," kata Heri.
Kedua, Invisible Ink atau hasil cetakan di bagian depan dan belakang surat suara itu yang akan terlihat di bawah cahaya ultra-violet. Lalu Rosette Collour, seperti Invisible Ink, tapi cahaya yang muncul saat terkena sinar ultra-violet lebih rumit. "Cahaya yang muncul warna-warni," kata Heri.
Pengaman selanjutnya disebut Aura LWM. Secara kasat mata, terlihat di bagian belakang surat suara mirip gambar Gedung Sate Bandung. Tapi, ketika dilihat lewat kaca pembesar, terlihat deretan gambar kode. Pengaman terakhir adalah jenis kertasnya, yakni Ultra-violet Dull. Jenis kertas itu jika mendapat paparan cahaya ultra-violet akan memantulkan bentuk cahaya yang unik seperti yang terlihat pada uang kertas.
Heri sengaja merahasiakan posisi penanda pengaman surat suara itu, termasuk berat kertas surat suara itu, dengan alasan agar tidak bisa ditiru. Lima pengaman ini akan menjadi pemandu dalam memeriksa keaslian surat suara itu. "Apabila ada sengketa, surat suara ini akan diperiksa satu per satu," kata dia.
Menurut dia, KPU Jawa Barat sudah menyiapkan pelat film khusus untuk mengecek asli tidaknya surat suara itu, saat hendak memeriksanya nanti. Pelat film khusus itu akan memandu untuk memeriksa pengaman berikut kodenya untuk memastikan keaslian surat suara itu. "Alat untuk memeriksanya semacam plastik film, kaca pembesar, dan lampu ultra-violet," kata dia.
Menurut dia, penanda pengaman surat suara yang dipergunakan dalam pemilihan gubernur dan wakilnya kali ini lebih banyak dibandingkan pemilihan gubernur dan wakilnya pada 2008 lalu. Kala itu, pengaman surat suara hanya Microtext dan Invisible Ink.
Sebelumnya, Direktur PT Balai Pustaka, Syaiful Bahri, wakil konsorsium Balai Pustaka--salah satu vendor yang akan mencetak surat suara itu--mengatakan, jumlah pengaman yang dipergunakan dalam surat suara di Jawa Barat lebih sedikit dibandingkan pengaman surat suara yang digunakan dalam Pilkada DKI Jakarta. "Di Jakarta ada delapan aspek security (pengaman), lebih rumit," kata dia di Bandung, Rabu, 23 Januari 2013.
AHMAD FIKRI