TEMPO.CO, Sumenep - Puluhan pejabat, dari tingkat kepala bidang, sekertaris kecamatan, hingga kepala desa di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur dijebak menjalani tes urine, bukannya rapat mengenai penyaluran bantuan kepada masyarakat seperti dalam undangan. Mereka tampak panik ketika petugas dari Kepolisian Resor Sumenep datang ke ruang pertemuan.
"Undangannya untuk rapat penyaluran bantuan, tapi malah dites urine," kata Kepala Desa Parsangan, Imam Idafi, Senin, 28 Januari 2013. Petugas kepolisian meminta seluruh pejabat yang ada dalam ruangan untuk memberikan sampel urine.
Asisten Sekretaris Umum Sekretariat Kabupaten Sumenep, Edy Sutrisno, mengatakan tes urine ini dilakukan untuk memastikan pejabat di Sumenep bebas dari narkoba. Hal ini, kata dia, penting karena pejabat harus jadi panutan masyarakat.
Agar para pejabat itu tidak mangkir, kata Ady, pihaknya sengaja membuat undangan palsu. Itu pun ternyata tidak manjur betul karena hampir separuh peserta undangan tak memenuhi panggilan. "Ada 126 pejabat diundang, tapi yang hadir 67 orang," katanya.
Edy mengatakan tes urine dadakan semacam ini sudah menjadi agenda rutin yang waktu dan tempatnya tidak dijadwalkan secara khusus. "Mereka yang ketahuan positif akan disanksi," katanya lagi.
Meski sempat kaget, Kepala Desa Parsanga Imam Idafi mengatakan tidak takut dites urine. Dia bahkan mendukung kegiatan semacam ini untuk terus diadakan. "Buat apa takut, karena saya tidak pakai narkoba?" ujarnya.
Dalam tes urine kali ini, kata dia, selain pejabat di lingkungan Pemerintahan Kabupaten Sumenep, ada 30 kepala desa yang dites urine. Simak berita kasus narkoba di Indonesia.
MUSTHOFA BISRI