Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Brem Majalengka Kian Langka  

Editor

Pruwanto

image-gnews
Brem Majalengka. TEMMPO/Ivansyah
Brem Majalengka. TEMMPO/Ivansyah
Iklan

TEMPO.CO , Jakarta:Satu persatu cobek di bawah sebauh terpal itu dirapikan. Ardi,70, menempatkan satu persatu dari ratusan cobek kecil berdiameter sekitar 20 cm dengan rapih. "Cobek-cobek kecil ini untuk menjemur cairan yang sudah diperas," kata Ardi.

Ardi merupakan turunan ketujuh pembuat brem di Dusun Rajakepok Desa Karadak Bantrangsana Kecamatan Panyingkiran, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Sejak kecil pria kurus ini belajar membuat brem dari sang ayah.

Desa Karadak Bantrangsana dulunya dikenal sebagai desa pembuat brem. Namun peminat brem semakin berkurang. Di desa tersebut hanya menyisakan dua pembuat brem. Satu di antaranya Ardi. "Sekarang banyak yang beralih membuat rengginang," kata Ardi.

Brem tidak sulit dibuat. Cara pembuatannya sangat mirip dengan tape. “Bahan utamanya beras ketan," katanya. Setiap hari Ardi bisa menghabiskan 10 kilogram beras ketan. Beras ketan itu terlebih dahulu ditapih dan dicuci bersih.

Beras kemudian dikukus dan didinginkan dan dicuci kembali. Beras ketan kemudian ditiriskan sampai benar-benar kering. "Lalu dikukus lagi untuk kedua kalinya," katanya.

Setelah tanak, beras didinginkan lagi sekitar 4 sampai 5 jam. "Baru diberi ragi," katanya. Setelah itu ditempatkan di boboko, wadah dari bahan bambu. Beras ketan yang sudah diragi baru bisa diolah setelah 4 hari.

Setelah 4 hari, beras ketan diperas untuk diambil airnya. Beras ketan dimasukkan ke karung bekas beras yang terbuat dari plastik, dan dibungkus menggunakan kain. Di atasnya diberi batu atau potongan kayu lalu pemerasan dimulai dengan menggerakkan sebuah tuas dari kayu juga. "Airnya ditampung di baskom," kata Ardi.

Air perasan dipindahkan pelan-pelan ke dalam cobek untuk dijemur. Proses penjemuran memang harus menggunakan cobek. "Kalau tidak menggunakan cobek, susah keringnya. Kalau cobek ada pori-porinya sehingga cepat mengental," kata Ardi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Setelah cairan mengental, pindahkan ke dalam baskom dan mulai dicetak. Pencetakan pun mudah. Hanya menggunakan sebuah sendok teh. Yaitu cairan yang sudah mengental itu diciduk menggunakan sendok teh lalu ditaruh di atas plastik besar dan dipipihkan sampai menjadi tipis. Begitu seterusnya sampai seluruh cairan yang mengental itu habis.

Pencetakan selesai, penjemuran kembali dimulai. Plastik yang berisi cetakan-cetakan brem lalu ditempatkan di sebuah wadah dari bambu lalu dijemur. "Jadilah brem," kata Ardi. Proses penjemuran hanya membutuhkan 1 jam di musim panas. Pada musim penghujan dibutuhkan waktu hingga 4 jam. 10 kg beras ketan bisa menghasilkan hingga 2 ribu keping brem tipis dan kecil.

Terkadang Ardi menerima pesanan dari pelanggan lama. "Saya dipasok hingga 100 kg beras ketan," katanya. Semuanya untuk diolah menjadi brem.

Pemesanan meningkat pada hari-hari besar, seperti muludan, lebaran, natal dan tahun baru. Tapi semuanya dipasok beras ketan. "Modal saya terbatas, jadi tidak mungkin membeli hingga 100 kg beras ketan," katanya.

Ardi mengaku paling banyak membeli hingga 60 kg beras ketan. "Waktu muludan saya bikin sampai 60 kg beras ketan dan laku karena sudah dipesan sebelumnya," katanya. Ardi mengaku sejak zaman Belanda dulu brem berkembang di desanya. "Waktu itu Belanda sering datang dan minta dibuatkan tuak," kata Ardi.

Namun industry rumah tangga Ardi sepi dari bantuan. Terakhir mereka hanya menerima 20 cobek. "Tapi saya dan keluarga tetap akan menjalankan usaha ini," kata Ardi.

IVANSYAH

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Bamsoet Dorong Peningkatan Ekspor Produk Olahan Makanan dan Buah

23 Januari 2024

Bamsoet Dorong Peningkatan Ekspor Produk Olahan Makanan dan Buah

Bambang Soesatyo, mengungkapkan apresiasi terhadap rencana kerjasama antara PT Banjarnegara Agro Mandiri Sejahtera (PT BAMS) dengan Singapore Food Industry.


Bamsoet Dorong Peningkatan Industri Makanan Minuman

5 Januari 2024

Bamsoet Dorong Peningkatan Industri Makanan Minuman

Bambang Soesatyo mendorong berkembangnya industri makanan dan minuman di tanah air.


Industri Bumbu Masakan Ikut Food Ingredients Asia 2023, Kemenperin: Ekspansi Pasar Global

8 Oktober 2023

Perwakilan Kementerian Perindustrian bersama pelaku industri makanan pada pameran internasional Food Ingredients Asia (FIA) 2023 yang berlangsung di Bangkok, Thailand, pada 20-22 September 2023. TEMPO/Kemenperin
Industri Bumbu Masakan Ikut Food Ingredients Asia 2023, Kemenperin: Ekspansi Pasar Global

Kementerian Perindustrian atau Kemenperin mendorong pelaku industri bumbu masakan untuk berekspansi dan memasarkan produk-produknya di pasar global.


Menperin Agus Gumiwang: Industri Makanan dan Minuman Berpotensi Menjadi Pemain Kunci Pasar Global

7 Oktober 2023

Minister of Industry Agus Gumiwang Kartasasmita at the business forum during the 23rd National Meeting of the Industrial Estates Association (HKI) in Bali on Thursday (September 21, 2023). ANTARA/HO-Ministry of Industry.
Menperin Agus Gumiwang: Industri Makanan dan Minuman Berpotensi Menjadi Pemain Kunci Pasar Global

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan industri makanan dan minuman berpotensi menjadi pemain kunci pasar global.


BPS Sebut Impor Indonesia Juni 2023 Turun 19,40 Persen

17 Juli 2023

Ilustrasi Ekspor Impor Migas. antaranews.com
BPS Sebut Impor Indonesia Juni 2023 Turun 19,40 Persen

BPS mencatat nilai impor Indonesia Juni 2023 mencapai US$ 17,15 miliar atau turun 19,40 persen dibandingkan Mei 2023 sebesar US$ 21,28 miliar.


Hannover Messe 2023, Industri Makanan dan Minuman RI Diharapkan Tampilkan Teknologi 4.0

19 Maret 2023

Kementerian Perindustrian memaparkan progres persiapan Indonesia sebagai partner country Hannover Messe 2023, pameran industri di kota Hannover, Jerman pada 17 hingga 21 April 2023 mendatang. Tempo/Amelia Rahima Sari.
Hannover Messe 2023, Industri Makanan dan Minuman RI Diharapkan Tampilkan Teknologi 4.0

Indonesia berpartisipasi sebagai official partner country pada pameran teknologi industri internasional Hannover Messe 2023.


Asal-usul Superfood, Makanan Sehat atau Klaim Industri Pangan?

9 Maret 2023

Ilustrasi salmon (Pixabay.com)
Asal-usul Superfood, Makanan Sehat atau Klaim Industri Pangan?

Istilah superfood pertama kali dibuat oleh industri makanan sehat


Hadir Kembali Offline, 300 Produsen Makanan dan Minuman Ramaikan di Fi Asia JIExpo

8 September 2022

Pameran dan pertemuan terbesar Food Ingredients Asia di Jakarta International Expo (JiExpo), Jakarta, Rabu 15 Oktober 2014. TEMPO/Tony Hartawan
Hadir Kembali Offline, 300 Produsen Makanan dan Minuman Ramaikan di Fi Asia JIExpo

Food Ingredients Asia bertujuan untuk mendorong pertumbuhan serta mengikuti tren pasar secara berkelanjutan di industri makanan dan minuman.


Kemenperin Sebut Industri Makanan dan Minuman Jadi Mesin Pertumbuhan Industri Nonmigas

7 September 2022

Harga BBM Turun, Industri Makanan Tumbuh 8,5 Persen
Kemenperin Sebut Industri Makanan dan Minuman Jadi Mesin Pertumbuhan Industri Nonmigas

Industri makanan dan minuman tumbuh 3,68 persen pada kuartal II tahun 2022.


Alasan Kemenperin Sebut Industri Makanan dan Minuman Bisa Tumbuh 7 Persen

7 September 2022

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira Adinegara memperkirakan sektor industri makanan dan minuman tumbuh di atas 10 persen tahun depan. Sektor ini akan terdorong belanja politik hingga 2019 mendatang. TEMPO/Tony Hartawan
Alasan Kemenperin Sebut Industri Makanan dan Minuman Bisa Tumbuh 7 Persen

Optimisme industri makanan dan minuman tumbuh 7 persen ditunjukkan dengan geliat kegiatan wisata masyarakat.