TEMPO.CO, Jakarta - Rencana Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menguji coba angkutan air (waterway) di Ibu Kota, pertengahan Februari mendatang, dengan rute Marunda ke Muara Baru, Jakarta Utara, dan sebaliknya, mendapatkan tanggapan positif warga. "Bagus sekali kalau sampai itu terjadi karena jelas membantu warga," kata Sayidina Usman, 40 tahun, warga Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, Kamis, 31 Januari 2013.
Pembukaan rute laut sepanjang 17 kilometer itu diprediksi bakal memangkas separuh perjalanan warga melalui jalur darat. Saat ini sebagian warga korban banjir Muara Baru, yang kini tinggal di rumah susun sederhana sewa Marunda, menggantungkan hidupnya dari hasil tangkapan laut yang diperjualbelikan di kawasan pelelangan ikan kawasan itu.
Sayidina pun tengah berancang-ancang pindah ke rusunawa Marunda jika rencana ini dilaksanakan. "Kan lebih cepat jika ke sini (Muara Baru) dari sana, semoga biayanya bisa lebih murah," kata dia.
Ia berharap tarifnya sesuai dengan kemampuan warga dikisaran Rp 5.000 per sekali jalan. "Dan jangan sampai menunggu lama, kalau sampai begitu sama saja dengan macet di darat," kata dia.
Munirah, warga lainnya menambahkan, adanya rute transportasi air bakal menghilangkan kebiasaan macet yang kerap dialami warga Jakarta saat melintasi kawasan padat kendaraan seperti Tanjung Priok. "Kita jadi bebas tidak berhadapan dengan kendaraan besar seperti kontainer," kata dia.
Ia berharap rencana tersebut bisa segera terealisasi sebelum semua unit di kawasan Marunda penuh terisi. "Saya yakin kawasan Marunda bakal semakin ramai dan maju karena ada akses transportasi laut," kata dia.
Sebelumnya. Gubernur Jokowi merencanakan skema transportasi laut untuk menjembatani warga Muara Baru-Marunda atau sebaliknya. Selama ini warga dari dua kawasan ini harus menempuh jarak 30 kilometer saat menggunakan transportasi darat. Tak hanya macet tapi juga berhadapan dengan berjubelnya kendaraan besar kontainer yang lewat di Tanjung Priok.
JAYADI SUPRIADIN