TEMPO.CO, Jakarta - Laba bersih PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sepanjang 2012 naik 22,79 persen menjadi Rp 18,5 triliun dari periode yang sama di 2011. Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia, Sofyan Basir menjelaskan, laba terdorong peningkatan pendapatan berbasis biaya (fee based), rasio kredit bermasalah yang membaik, meningkatnya recovery risk kredit bermasalah dan penurunan biaya dana (cost of fund).
"Itu yang membuat laba kami meningkat," ujar Sofyan dalam paparan kinerja 2012 di Gedung Bank Rakyat Indonesia, Kamis, 31 Januari 2013.
Sofyan memaparkan, pendapatan berbasis biaya dan pendapatan non operasional dari perbaikan kredit bermasalah naik 47,8 persen dari posisi Rp 5,5 triliun pada Desember 2011 menjadi Rp 8,2 triliun pada Desember 2012. Adapun pendapatan berbasis biaya diantaranya disokong oleh peningkatan transaksi melalui anjungan tunai mandiri (ATM).
Selama periode 2009-2012, jumlah ATM BRI meningkat signifikan, dari 3.778 pada 2009 menjadi 14.292 pada akhir 2012. Peningkatan jumlah ATM diikuti peningkatan transaksi. "Jumlah transaksi ATM BRI meningkat lebih dari 5 kali lipat selama periode 2009-2012," ucapnya. Dari sekitar 144,2 juta transaksi di tahun 2009 menjadi 789,2 juta transaksi di akhir tahun 2012. Adapun secara nominal terjadi peningkatan signifikan dari Rp 71,6 triliun di tahun 2009 menjadi Rp 429,2 triliun di akhir 2012. "Terjadi peningkatan sekitar 6 kali lipat," ucap Sofyan.
Sofyan menjelaskan, NPL BRI juga terjaga meski kredit tumbuh cukup tinggi yakni 22,80 persen secara tahunan. BRI menargetkan pertumbuhan berada di kisaran 18-22 persen pada 2012. Rasio kredit bermasalah (NPL) tercatat menurun dari 1,78 persen (gross) pada Desember 2012 menjadi 2,30 persen pada Desember 2011.
Direktur Bisnis Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) BRI Djarot Kusumayakti mengungkapkan NPL kredit mikro bahkan tercatat menurun meski kredit segmen ini tumbuh pesat. Pada kuartal III 2012 kredit tercatat mencapai Rp 4,8 triliun dan naik menjadi Rp 5,73 triliun pada kuartal IV 2012. "Dibanding tahun sebelumnya, peningkatan mencapai dua kali lipat," ucapnya. Adapun NPL kredit UMKM BRI per akhir Desember 2012 tercatat 1,09 persen.
Tahun ini, BRI menargetkan pertumbuhan kredit bertahan di kisaran 18-22 persen. Adapun laba diproyeksikan tumbuh 15-18 persen.
MARTHA THERTINA
Berita Terpopuler Lainnya:
Skandal Suap PKS, Ada Wanita Sedang Bermesraan
Kurir Suap Daging Ditangkap Bersama Gadis Muda
Tersangka Suap Daging PKS Sewa Gadis Rp 10 Juta?
Gratifikasi Seks? Presiden PKS Tersenyum
Presiden PKS Jadi Tersangka Suap Impor Daging