TEMPO.CO , Jakarta - Maskapai Citilink Indonesia tertarik untuk mengambil alih sejumlah rute Batavia Air yang ditinggalkan setelah berhenti beroperasi. "Ada yang kita bidik," kata Aristo Kristandyo, VP Marketing and Communications PT Citilink Indonesia melalui telepon, Jumat 1 Februari 2013.
Hanya saja, Aristo belum bersedia menyebut rute mana saja yang dibidiknya itu. Sebab, masih harus menunggu keputusan resmi dari kementerian Perhubungan. "Yang jelas, kemarin kami sudah mengirim surat permohonan pengambil alihan rute itu ke Kementerian Perhubungan," ujarnya.
Keputusan itu tergolong kilat. Mengingat Batavia Air baru diputus pailit dan berhenti beroperasi setelah Pengadilan Niaga Jakarta Pusat dalam putusan bernomor 77/pailit/2012/PN.NIAGA.JKT.PST tanggal 30 Januari 2013 lalu.
Citilink merupakan anak perusahaan PT Garuda Indonesia yang sejak 5 Juli 2012 sudah beroperasi menggunakan Air Operation Certificate sendiri dan menjadikannya maskapai penerbangan nasional yang independen. Tahun ini, Citilink telah memesan 25 unit pesawat Airbus A320neo senilai 2,4 miliar dollar AS atau setara Rp.23,3 triliun. "Secara armada, flight attendant juga kami siap (untuk ambil alih rute Batavia)," kata Aristo.
Hanya saja, kata Aristo, sebelum ada keputusan resmi dari Kementerian Perhubungan , perusahaannya tak bisa berbuat apa-apa untuk mengatasi kisruh yang diakibatkan pailitnya Batavia. Termasuk, soal penyediaan angkutan bag calon penumpang Batavia yang kini terlantar. "Kalaupun ada penumpang (Batavia) hendak menggunakan maskapai kami, mereka harus membeli tiket biasa seperti penumpang lain," ujarnya.
PINGIT ARIA
Berita terpopuler:
Sebut Suap Daging Musibah, Tiffatul Dikecam
Marzuki Alie: Luthfi Hasan Itu yang Mana, Ya?
Apa Bukti Luthfi Hasan Terlibat? Ini Jawaban KPK
Kata Tifatul Sembiring soal Ahmad Fathanah
Ketua PBNU Doakan Suswono Selamat dari KPK