TEMPO.CO, Jayapura - Persipura Jayapura berhasil mengalahkan Persela Lamongan 2-0 dalam lanjutan kompetisi sepak bola Liga Super Indonesia di Stadion Mandala, Kota Jayapura, Minggu Sore, 3 Januari 2013. Ini jadi kemenangan kandang kedua yang diraih Persipura setelah sebelumnya mengalahkan Persepam Madura United 4-0.
Di menit awal, Persipura Jayapura langsung melakukan serangan ke daerah pertahanan Persela Lamongan. Gempuran anak-anak Mutiara Hitam, julukan para pemain Persipura, membuahkan hasil. Pada menit pertama, salah satu pemain tengah Persela, Catur Pamungkas, melakukan hands ball di dalam kotak penalti. Saat melakukan eksekusi penalti, Boaz Solossa mampu menaklukkan kiper Choirul Huda. Dengan demikian, kedudukan sementara 1-0 buat Persipura.
Meski sudah unggul, Persipura tak menurunkan tekanannya. Para pemain tengahnya, seperti Zah Rahan Kranggar, Ortizan Salossa, Gerald Pangkali, Imanuel Wanggai, dan dibantu Lim Jun Sik, terlihat aktif melakukang tendangan ke arah gawang Persela. Namun tendangan itu tak membuahkan hasil. Pangkali dan Zah Rahan beberapa kali kecewa karena tendangan mereka belum bisa bersarang di gawang Choirul Huda. Bahkan, pada menit ke-13, Boaz Salossa hampir saja menambah golnya. Tapi, dengan sigap dan terlihat harus jatuh-bangun, Choirul Huda mempertahankan gawangnya. Kedudukan 1-0 bagi Persipura bertahan hingga babak pertama usai.
Memasuki babak kedua, Persipura langsung kembali terlihat agresif dan berusaha menguasai permainan. Tapi, dari menit ke-50 hingga menit ke-80, serangan mereka sepertinya buntu. Bahkan pelatih Persipura, Jacksen F. Tiago, langsung memperkuat lini depannya dengan menurunkan dua penyerangnya sekaligus, yakni Ferinando Pahabol dan Lukas Mandowen. Kedua penyerang bertubuh mungil ini masuk menggantikan Gerald Pangkali dan Patrick Wangai.
Keunggulan Persipura akhirnya bertambah pada menit ke-88, kembali lewat gol Boaz. Gol itu dicetak Boaz setelah meneruskan umpan dari Bio Pauline Pierre. "Saya senang bisa memberikan bola umpan yang bagus ke Boaz," kata Bio Pauline Pierre seusai pertandingan. "Saya berikan bola ke Boaz sebab waktu sudah mau habis, dan apalagi kalau saya memberikan bola ke belakang, justru saya takut lawan akan ambil, sebab kami sudah posisi tak ada di belakang. Saya sangat bersyukur, bola yang saya berikan ke Boaz menghasilkan gol dan kami bisa mendapat poin."
Jacksen F. Tiago melihat, pada 20 menit pertama, timnya masih labil walau sudah unggul. "Sedangkan di menit-menit itu dan saat di menit awal babak kedua, pemain kami leluasa memberikan kebebasan Gustavo Lopes masuk ke lini pertahanan dan kesempatan," kata pelatih asal Brasil itu. "Tapi, menit berikutnya, kami terus minta para pemain kami untuk terus gencar memberikan serangan. Makanya, saat babak kedua, saya instruksikan pemain untuk bisa mencetak gol tambahan. Tapi, intinya, setiap laga pasti kami mendapat hal yang berbeda, kemarin beda dan hari ini pun beda."
Sedangkan asisten pelatih Persela Lamongan, Didik Ludianto, mengakui, sejak kebobolan di awal laga, mental para pemain langsung down. "Ini terlihat hingga babak pertama berakhir. Tapi, di babak kedua, para pemain kami mulai bangkit. Tapi, pada menit-menit akhir, kami kembali kebobolan," kata dia. "Sebenarnya, dalam laga awal ke Papua, kami sudah dua kali kebobolan di menit-menit awal, sehingga ini akan jadi evaluasi kami ke depan. Ini hasil maksimal yang kami raih, walau kebobolan dua gol, baik di menit awal maupun di menit akhir. Inilah sepak bola."
CUNDING LEVI