TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik melaporkan tingkat optimisme pelaku bisnis dalam melihat potensi bisnis pada triwulan IV 2012 hanya mencapai 105,29, atau menurun dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 107,43. "Memang terjadi penurunan, tapi masih tinggi," kata Kepala BPS, Suryamin, dalam konfrensi pers di kantornya Selasa, 5 Februari 2013.
Meskipun tingkat optimisme menurun, Suryamin menyatakan secara umum kondisi bisnis di Indonesia pada triwulan IV tetap meningkat dibanding triwulan sebelumnya. Peningkatan terjadi pada semua sektor keculia pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan. "Karena memang adanya kondisi cuaca," katanya.
Peningkatan bisnis tertinggi terjadi pada sektor keuangan, real estate, dan jasa perusahaan dengan nilai 108,92. Selanjutnya, sektor pengangkutan dan komunikasi 108,53, sektor jasa-jasa 106,72, sektor perdagangan, hotel, dan restoran 106,40, serta sektor listrik, gas, dan air bersih 105,35.
"Sektor pertambangan dan penggalian nilai indeksnya 100,62. Sedangkan sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan hanya 95,65. Tapi rata-rata ada di angka 100. Jadi masih bagus," kata dia.
Berdasarkan variabel pembentuknya, peningkatan kondisi bisnis pada triwulan IV 2012 terjadi karena adanya peningkatan pendapatan usaha dengan nilai indeks sebesar 107,30, rata-rata jam kerja sebesar 106, dan penggunaan kapasitas produksi/usaha sebesar 104,92. "Peningkatan tertinggi untuk pendapatan usaha terjadi pada sektor inudsti pengolahan sebesar 111,54. Sebaliknya penurunan terjadi pada sektor pertmbangan dan penggalian sebesar 98,28," kata Suryamin.
BPS memperkirakan nilai indeks tendensi bisnis pada triwulan I 2013 diperkirakan sebesar 104,44. "Artinya secara umum kondisi bisnis triwulan I 2013 akan meningkat dibanding triwulan IV 2012," katanya Suryamin. Namun tingkat optimisme pelaku bisa dalam melihat potensi bisnis masih akan tetap turun.
Berdasarkan variabel pembentuknya, peningkatan kondisi bisnis pada triwulan I 2013 diperkirakan terjadi karena ada peningkatan order dalam negeri sebesar 104,86, harga jual produk 104,51, dan order barang input 103,32. Sedangkan untuk order luar negeri diprediksi relatif stagnan sebesar 100,07.
"Peningkatan tertinggi untuk order dari dalam negeri diperkirakan terjadi pada sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan dengan nilai indesk 117,39. Sebaliknya penurunan terjadi pada sektor industri pengolahan sebesar 99,08," kata Suryamin.
ANGGA SUKMA WIJAYA