TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Syamsudin Haris, mengatakan masalah Partai Demokrat tak akan rampung hanya dengan memanjatkan doa. Menurut dia, perlu ada tindakan nyata untuk mengatasi masalah di tubuh partai tersebut.
"Badai di Demokrat tak bisa diselesaikan hanya dengan doa," katanya saat dihubungi Tempo, Rabu, 6 Februari 2013.
Kemarin, Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono mendoakan partainya di depan Ka'bah. Usai berdoa, SBY menulis pesan pendek (SMS) yang berisi bahwa selama berada di sana dia memohon agar Demokrat dibebaskan dari cobaan berat dan mendapat petunjuk untuk menyelesaikan masalah.
SMS itu ditujukan kepada para anggota Majelis Tinggi Partai, Sekretaris Dewan Kehormatan Syarief Hasan, Sekretariat Jenderal Edhie Baskoro Yudhoyono, dan Ketua Fraksi Demokrat di Dewan Perwakilan Rakyat Nurhayati Ali Assegaf.
Dalam SMS itu SBY juga menuliskan agar Sekretaris Dewan Pembina, Sekretaris Dewan Kehormatan, Sekretaris Jenderal, dan Ketua Fraksi di DPR agar menyebarluaskan pesan itu ke seluruh kader di Tanah Air. "Agar mereka juga ikut berdoa bersama bagi keselamatan dan kebaikan partai kita," katanya.
Namun, dalam SMS tersebut SBY tak menyebut-nyebut nama Ketua Umum Anas Urbaningrum. Syamsuddin mengatakan tak ada yang aneh dengan hal ini. Soalnya menurut dia, hubungan SBY-Anas memang tak harmonis sejak lama. "Sejak Anas terpilih sebagai ketua umum, mereka perang dingin," ujar dia.
NUR ALFIYAH