TEMPO.CO, Kupang - Kisah pilu dialami oleh tenaga kerja wanita asal Nusa Tenggara Timur yang disekap di sebuah apartemen di Medan, Sumatera Utara. Eri Ndun, salah seorang tenaga kerja yang berhasil kabur dari penyekapan itu, mengungkapkan, ada sekitar 25 orang yang disekap di sana. "Kami diberi makan ikan busuk dan nasi bercampur minyak," kata Eri Ndun di Kupang, Rabu, 6 Februari 2013.
Menurut Eri, dia dan kawan-kawannya itu mendapat perlakuan kasar dari sang majikan yang dikatakannya bernama Mohar. Para tenaga kerja itu dipaksa menghabiskan makanan tidak layak itu. Pukulan dan cacian juga kerap menimpa para pekerja di sana atas perintah sang majikan.
Eri mengisahkan, sesampainya di apartemen itu kepalanya digunduli dan dilarang membuang hajat di toilet yang tersedia. Kalau ingin buang hajat, harus bernyanyi menyebut nama majikannya tadi. "Pernah ada teman kami yang buang hajat di tempat, karena tidak mampu menahannya," ia mengisahkan.
Tak tahan dengan perlakuan majikannya tersebut, Eri Ndun kemudian nekat melompat dari lantai empat apartemen tersebut. Warga sekitar yang mengetahui kejadian ini kemudian ikut meloloskan Eri Ndun dari sekapan sang majikan. "Selama beberapa hari, sebelum dikirim pulang, saya tidak diberikan makan, hanya minum air saja," katanya.
YOHANES SEO