TEMPO.CO, Jakarta - Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) menargetkan peningkatan produksi minyak rata-rata menjadi 36,4 ribu barrel oil per day (bopd) pada 2013. “Kami optimistis target produksi tahun ini meningkat, bahkan melebihi produksi minyak pada 2012,” kata Vice President Eksekutif Pertamina Hulu Energi ONWJ, Jonly Sinulingga, di kantornya, Kamis, 7 Februari 2013.
Jonly mengatakan, produksi minyak rata-rata perusahaan terus meningkat tiap tahunnya, walaupun seluruh peralatan dan ladang yang dimiliki sudah tua, berusia 43 tahun. Berdasarkan data, anak usaha PT Pertamina (Persero) tersebut berhasil memproduksi minyak rata-rata 33,3 ribu bopd pada 2012.
Produksi minyak tersebut merupakan produksi tertinggi setelah Pertamina mengambil alih Offshore North West Java pada 2009. Saat itu, Offshore North West Java hanya mampu memproduksi 20 ribu bpod
“Bahkan kami beberapa kali memecah rekor produksi harian di atas 40 ribu bopd.” Artinya, menurut ia, walau peralatan dan ladang telah memasuki usia senja, masih ada harapan untuk mengembangkan produksi dan ladang.
Selain memecahkan rekor produksi minyak, Pertamina Hulu Energy ONWJ mencatat prestasi berupa penyelesaian proyek tanpa insiden kehilangan jam kerja (no lost time injury), yaitu pengembangan lapangan baru APNE dan F yang meliputi pembangunan tiga anjungan lepas pantai. Proyek tersebut diklaim telah menambah produksi gas sebanyak 110 MMSCFD.
"Penambahan produksi gas itu sekaligus mengimbangi penurunan produksi gas yang diakibatkan oleh natural decline," kata Jonly. Dengan prestasi tersebut, PHE ONWJ menargetkan produksi sebanyak 192 MMSCFD pada 2013.
Walaupun perusahaan telah mendapatkan prestasi tersebut, mereka berjanji akan terus mengembangkan eksploitasi migas demi mendorong peningkatan produksi migas nasional. Salah satunya, katanya, dengan melakukan proyek turn around dan seismik yang bertujuan meningkatkan capaian produksi migas.
Salah satu survei seismik yang dikerjakan Pertamina Hulu Energi ONWJ berada di atas lahan yang menjadi wilayah kerja mereka seluas 350 kilometer persegi. Harapannya, hasil survei seismik tersebut keluar pada pertengahan tahun ini sehingga bisa diketahui ada atau tidaknya potensi tambahan cadangan minyak di barat laut Jawa hingga laut dari lepas pantai hingga laut dengan kedalaman 20 kilometer di bawah laut.
Selain itu, kata Jonly, perusahaan sedang mempersiapkan proses eksplorasi baru di lima titik wilayah kerja mereka. Seluruh titik tersebut jika digenapkan memiliki luas 853 kilometer persegi. "Hanya saja, proses eksplorasi tersebut baru bisa dilakukan setelah proses perizinan dari pemerintah keluar," kata Jonly.
RAFIKA AULIA