TEMPO.CO, Jakarta – PT Pertamina Gas mengalokasikan dana investasi sebesar Rp 3,41 triliun dalam rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) 2013. Jumlah tersebut meningkat 143 persen dibandingkan nilai investasi dalam RKAP 2012 yang sebesar Rp 1,4 triliun.
“Rencananya, mayoritas investasi akan kami gunakan untuk pembangunan jaringan pipa, kompresor, dan konstruksi (engineering, procurement, and construction),” kata Direktur Utama PT Pertamina Gas Gunung Sardjono Hadi di Kantor Pusat Pertamina, Rabu, 13 Februari 2013. Ketiga proyek tersebut diharapkan berjalan seiringan dan tepat waktu agar target investasi RAKP terpenuhi.
Dari pemaparan Gunung, setidaknya terdapat delapan proyek besar yang akan dijalankan oleh anak perusahaan PT Pertamina, yaitu pipa minyak Tempino-Plaju, pipa gas Simenggaris-Bunyu, pipa gas Gresik-Semarang, CNG industri, transportasi dan regasifikasi LNG kawasan timur Indonesia, pembangunan pipa Arun-Belawan, pipa FSRU Jawa Tengah, dan NBD.
Dari kedelapan proyek tersebut, pembangunan pipa Arun-Belawan menempati porsi investasi paling besar, yaitu mencapai Rp 2,383 triliun. “Porsi investasi pipa Belawan mencapai 70 persen dari total investasi perusahan pada 2013,” kata Gunung.
Pemberian porsi investasi paling tinggi pada pipa Arun-Belawan, kata Gunung, disebabkan karena kesiapan proyek yang paling mantap dibandingkan proyek-proyek lainnya. Ia menjelaskan, Pertamina Gas telah mendapatkan izin yang diperlukan untuk pembangunan dari Pemerintah daerah Aceh dan Pemerintah Daerah Sumatera Utara. Selain itu, Pertamina juga sudah menyelesaikan tender dan siap mengumunkan pemenang tender pembangunan pipa.
“Rencananya pembangunan pipa mulai berjalan Maret,” kata Gunung. Pertamina Gas menargetkan konstruksi pipa sepanjang 370 kilometer itu mencapai 20 persen pada akhir 2013 dan selesai seluruhnya pada akhir 2014.
Selain menargetkan penambahan nilai investasi, Pertamina Gas juga menargetkan peningikatan laba bersih perusahaan. Dalam RKAP tahun ini, Pertamina menargetkan meraup laba bersih sebesar US$ 155,88 juta, atau naik tipis dari tahun lalu yang sebesar US$ 153,39 juta.
RAFIKA AULIA