TEMPO.CO, Surakarta - Sejak pemerintah membatasi impor beberapa produk hortikultura sejak awal Januari 2013, harga buah impor terus melambung. Seorang pedagang buah di Pasar Gede Solo, Jumadi mengatakan pembatasan buah impor menyebabkan harganya naik tajam. "Bahkan sampai naik dua kali lipat," katanya di kiosnya, Senin, 18 Februari 2013.
Dia mencontohkan, harga anggur merah naik dari Rp 40 ribu menjadi Rp 85 ribu per kilogram. Lalu harga buah pir shiangli dari Rp 20 ribu kini menjadi Rp 35 ribu per kilogram. Sedangkan harga apel fuji melejit dari Rp 12 ribu menjadi Rp 25 ribu per kilogram.
Saat ini ada 13 produk yang masuk dalam pembatasan impor seperti durian, pisang, pepaya, mangga, dan melon dan untuk sayuran yaitu kentang, kubis,wortel, dan cabai. "Rata-rata stok berkurang 50-70 persen setelah ada pembatasan impor," ujar Jumadi, yang juga ketua paguyuban pedagang di Pasar Gede. Dia memperkirakan, pembeli buah impor akan terus berkurang karena harganya semakin tidak terjangkau.
"Saya perkirakan setelah Imlek banyak yang tidak mau lagi beli buah impor. Kalau pas Imlek memang masih cukup banyak karena untuk kebutuhan Imlek," katanya. Menurutnya pembatasan impor untuk buah tidak perlu dilakukan. Sebab, selama ini buah impor tidak mengganggu pasaran buah lokal. "Masing-masing punya pasaran sendiri dan tidak saling bersaing," ujarnya.
Sedangkan untuk produk pertanian, harga sayuran impor masih stabil. Seorang pedagang di Pasar Legi, Martini mengatakan saat ini harga wortel impor masih Rp 10 ribu per kilogram. "Kalau produk lokal Rp 8 ribu per kilogram," katanya.
Pembeli cenderung membeli wortel impor karena bentuknya lebih besar dan warnanya lebih menarik. Dia tidak tahu-menahu soal pembatasan impor. "Karena saya punya barangnya, ya saya jual," ujarnya.
Kepala Kantor Ketahanan Pangan Surakarta Rohanah mengatakan kebijakan pembatasan impor adalah kebijakan pemerintah pusat. Dia tidak bisa mengendalikan masuknya buah atau sayuran impor ke pasar-pasar tradisional di Surakarta."Tugas kami hanya memastikan produk yang dijual di pasar tradisional termasuk produk impor, layak konsumsi," ujarnya. Dia memastikan saat ini stok buah dan sayur di pasar tradisional masih mencukupi.
UKKY PRIMARTANTYO