TEMPO.CO, Jakarta - Layanan short message service (SMS) 1717 Polda Metro Jaya mengungkap peredaran narkoba yang dikendalikan oleh warga negara asal Timur Tengah. Bermula dari pesan singkat lewat 1717 itu, Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya membentuk tim khusus di bawah kendali perwira polisi wanita, Komisaris Yessy Ivon.
Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Nugroho Adji, mengatakan pemilik 1 kilogram sabu yang merupakan tersangka tunggal tewas ditembak. "Tersangka bernama Mr. Hadi, diduga warga negara Iran," kata Adji dalam gelar ekspose kasus, Selasa, 19 Februari 2013, di markas Polda Metro Jaya.
Adji mengungkapkan penyidikan terhadap Hadi bermula dari informasi yang diterima dari layanan SMS 1717 Polda Metro Jaya. "Ada SMS warga pada tanggal 1 Februari 2013, menyatakan warga asing yang menjadi buronan polisi ada di sana," kata Adji. Menindaklanjuti informasi itu, tujuh personel polisi mengintai kompleks kamar kos, Genteng Ijo, Karet Pedurenan, Setia Budi, Jakarta Selatan.
Penangkapan baru dilakukan pada 15 Februari 2013. Dari Hadi, polisi menyita sabu 1 kilogram. Dalam pengembangan kasus, Hadi yang cukup dikenal di kalangan pengedar narkoba diminta menunjukkan rekannya yang lain. ABS disebut Hadi sebagai pemasok sabu yang dimilikinya.
Dalam pengembangan kasus itu, polisi menembak Hadi dengan dua peluru, di kaki dan di bagian badannya. Penembakan, Adji menjelaskan, dilakukan karena Hadi melakukan perlawanan ketika menuju Rusun Kemayoran tempat ABS. "Dia mematahkan borgol, kata Adji.
SOETANA MONANG HASIBUAN
Baca juga
Dewan: Gubernur Jangan Cuma Kelalang-keliling
Menteri Suswono Dicecar KPK Soal Pertemuan Medan
ICW: Suswono Tinggal Menunggu Giliran