TEMPO.CO, Manado - Walikota Manado GS Vicky Lumentut mengatakan pemerintah akan segera membangun tanggul dari jembatan Kairagi hingga Jembatan Megawati mengantisipasi banjir di masa mendatang. Pemerintah Kota Manado telah menjalin kerjasama dengan JICA Jepang dan Balai Sungai Provinsi Sulawesi Utara untuk melakukan normalisasi Daerah Aliran Sungai Tondano sejauh 14 kilometer di seluruh Kota Manado.
Pemerintah Manado akan membebaskan lahan untuk melebarkan daerah aliran sungai sekaligus membuatkan tanggul. "Nantinya rumah-rumah yang akan terkena dampak normalisasi akan diganti rugi," kata Walikota Lumentut, Rabu 20 Februari 2013.
Tak hanya melakukan normalisasi, Pemerintah Kota Manado juga akan menindak tegas terkait dengan bangunan yang berada di Daerah Aliran Sungai yang tidak sesuai dengan aturan yang berlaku. Kepala Dinas Tata Kota Manado Amos Kenda, mengatakan pihaknya mulai mendata dan mencari semua berkas Ijin Mendirikan Bangunan untuk bangunan di sekitaran DAS untuk ditertibkan."Kalau lewat, kami akan minta dibongkar. Tak ada ganti rugi karena mereka menyalahi aturan," kata Kenda.
Wakil Walikota Manado Harley AB Mangindaan sendiri mengatakan Pemerintah Kota Manado tengah sedang menggelar kajian ulang untuk merelokasi rumah warga yang masuk di kawasan bantaran sungai. Menurut Mangindaan ini perlu dilakukan agar selain upaya normalisasi, aliran sungai tak lagi terhalangi dan menjadi sempit karena berdirinya rumah atau bangunan."Sudah bukan rahasia umum kalau ada masyarakat yang sering menimbun aliran sungai untuk memperlebar luas tanahnya," kata Mangindaan.
Sementara, pantauan Tempo, masyarakat kini walaupun mulai membersihkan rumah mereka dari sisa-sisa banjir, tetap membutuhkan bantuan. Pasalnya, seluruh peralatan masak milik warga semuanya rusak terendam banjir. "Kami perlu makanan cepat saji dan pakaian biar bekas. Selain itu air bersih juga kami perlu," kata Munandar dan Airin Umar, warga Singkil kepada Tempo.
Sementara, lumpur sisa banjir juga masih terlihat memenuhi jalanan. Bahkan, beberapa tumpukan lumpur yang dibersihkan seadanya oleh warga, kini terlihat menggunung di pinggiran jalan. "Memang ada sedikit permasalahan dengan kebersihan. Truk pengangkut sampah harus diperbanyak," tutur Hamzah Palintoh, Lurah Ternate Tanjung yang kawasannya paling parah diterjang banjir.
Hingga Rabu, sebanyak 3832 jiwa masih mengungsi di sejumlah kamp pengungsian maupun rumah-rumah keluarga yang tak terkena terjangan bencana. Sementara berdasarkan data yang dirilis Pemerintah Kota Manado, sebanyak 11.935 rumah terendam banjir di Kota Manado. Sementara yang diterjang tanah longsor mencapai 518 rumah dengan total yang terkena bencana mencapai 12.453 kepala keluarga.
ISA ANSHAR JUSUF