TEMPO.CO, Jakarta - PT Garuda Indonesia Tbk. berambisi untuk merajai industri pemeliharaan dan servis mesin pesawat terbang di Asia Tenggara. Direktur Utama Garuda Indonesia, Emirsyah Satar, mengatakan peluncuran fasilitas uji mesin pesawat (engine test cell) adalah hasil kerja sama dengan General Electric. Ini merupakan upaya Garuda Maintenance Facility (GMF Aero Asia) untuk meraih kesempurnaan dalam pemeliharaan mesin pesawat.
GMF Aero Asia--anak perusahaan Garuda--akan memiliki full overhaul capacity untuk mesin CFM56-7B pada 2015. "GMF akan mencapai kapasitas penuh untuk memelihara 150 mesin per tahun," ujar Emirsyah, di Jakarta, Rabu, 20 Februari 2013.
Emir yakin perusahaannya mampu memenuhi kebutuhan pasar pada 2016. Saat ini, Garuda telah memesan lebih dari 400 mesin pesawat buatan GE dan CFM seperti CFM56-7B, CFM56-5B, LEAP-1A, CF34-8C, dan GE90-115. Setiap tujuh menit pesawat yang lepas landas di Indonesia digerakkan oleh mesin pesawat buatan GE.
Menteri Perindustrian M.S. Hidayat mengatakan Garuda memasuki era baru. "Perawatan pesawat harus dilakukan di dalam negeri. Bukan kita yang keluar. Tapi luar yang masuk," kata Hidayat. Perusahaan ini mendatangkan 24 pesawat tambahan tahun ini. Pesawat-pesawat tersebut terdiri dari empat pesawat Boeing 777-300 ER, tiga pesawat Airbus 330, 10 pesawat Boeing 737-800 NG, dan tujuh pesawat Bombardier CRJ1000 NextGen. Saat ini, Garuda mengoperasikan 105 pesawat berbagai jenis. Rencananya, perusahaan akan menjalankan 194 pesawat dengan usia rata-rata 5,8 tahun pada 2015.
DAVID PRIYASIDHARTA