TEMPO.CO, Jakarta - Farah Sulistyaningtyas, 23 tahun, mahasiswi tingkat akhir jurusan Farmasi di Universitas Islam Bandung, mencapai puncak Mahameru dua pekan setelah menonton 5 Cm. "Setelah membaca novel dan filmnya, saya ingin sekali ke Semeru, akhirnya kesampaian," kata Tyas kepada Tempo.
Sejak demam film 5 Cm mulai ramai, Tyas yang merupakan pendaki dadakan segera bergabung dengan komunitas backpacker lewat jejaring sosial. Lewat wadah tersebut, bersama puluhan anggota lain yang tersebar di seluruh Indonesia, Tyas menginjak puncak Mahameru pada 1 Januari 2013. "Saat naik Mahameru itu musim hujan, jadi kurang menikmati karena dingin sekali. Tapi banyak cerita serunya," ujar Tyas.
Bukan hanya kalangan umum, demam 5 Cm juga dirasakan oleh para anggota pencinta alam di Bandung. Margo Cruizer, anggota PALAWA Universitas Padjajaran Bandung, mengaku ikut kena imbas demam 5 Cm. "Jumlah anggota baru PA di kalangan sekolah dan universitas jadi bertambah," katanya.
Menurut dia, dengan munculnya film 5 Cm, minat anak muda untuk ikut organisasi pencinta alam semakin meningkat. Banyak teman-teman Margo yang bukan pencinta alam meminta ditemani mendaki ke puncak Semeru. "Tawaran menjadi guide ke Semeru itu bisa juga menambah profit," ujar Margo.
Menurut Margo, permintaan menjadi guide dari kalangan umum atau pendaki dadakan bisa menjadi keuntungan sendiri bagi kalangan PA, yang sudah khatam teknis perjalanan ke Semeru. "Bisa menambah pengalaman dan pemasukan," katanya.
Namun, saat ini, Margo belum menerima tawaran tersebut karena masih terhalang waktu dan cuaca yang ekstrem. Walaupun sebelumnya sudah pernah ke Semeru, Margo masih ingin kembali menginjak gunung tertinggi di Pulau Jawa itu.
Tentang demam 5 Cm dan imbasnya pada keramaian gunung-gunung di Bandung, Margo mengatakan, bulan di mana film 5 Cm tayang berbarengan dengan musim pendidikan dan latihan dasar (DIKLATSAR) para anggota baru pencinta alam di Bandung.
"Kebetulan Desember-Maret adalah musim DIKLATSAR, jadi gunung-gunung di Bandung biasanya ramai," kata Margo, yang sejak 2003 sudah hobi mendaki gunung.
Margo menambahkan, di musim penghujan seperti sekarang ini, adalah waktu tepat untuk DIKLATSAR. "Cuaca ini pas untuk tes ketahanan fisik dan mental calon anggota PA," kata dia.
Kalau untuk demam 5 Cm, kata Margo, pasti ramai di mana-mana. Namun, ia menambahkan, naik gunung itu bukan hanya ikut-ikutan karena tergoda dengan pemandangannya yang mengagumkan. Tetapi bagaimana pembelajaran teknis manajemen pendakian sesuai standarnya.
"Tak hanya menikmati pemandangan, tapi juga belajar manajemen naik gunung dan bagaimana kita bersyukur tentang ciptaan Tuhan," ujar lelaki yang juga hobi travelling ini.
RISANTI