TEMPO.CO, Jakarta - Melakukan ekspedisi ke Puncak Trikora, Papua, bukan perkara gampang. Selain sebagai puncak tertinggi kedua di Indonesia setelah Carstensz Pyramid, metode memanjat (direct climbing) yang dipilih tim ekspedisi Puncak Trikora Mapala UI sudah pasti harus dipersiapkan secara matang. Tak heran jika ekspedisi ini dipersiapkan berbulan-bulan. (Baca juga: Mapala UI Buka Jalur Baru di Puncak Trikora)
Menurut ketua tim ekspedisi, Fandhi Ahmad, persiapan ke puncak berketinggian 4.750 meter di atas permukaan laut itu dilakukan sejak Oktober 2012. Di antara sejumlah persiapan lainnya, persiapan personel tim ekspedisi yang akan berangkat juga cukup penting. Kesiapan fisik dan kemampuan panjat tebing adalah syarat utama untuk bergabung dalam tim.
Pada tahap awal, anggota Mapala UI yang berlatih mencapai sekitar 20 orang. "Namun, karena pertimbangan anggaran dan kesiapan personel, akhirnya tim yang diberangkatkan enam orang," kata Agi, sapaan Fandhi, Selasa, 12 Februari 2013, di Sekretariat Mapala UI, gedung Pusgiwa, Depok, Jawa barat.
Selain Agi, tim ekspedisi terdiri dari Agung Rudiarto (Fakultas Hukum angkatan 2010), M. Rinanda (Fakultas MIPA, 2010), Ridwan Hakim (Fakultas MIPA, 2010), dan Ina Diana (program ekstensi UI, 2011). Persyaratan ketat dilalui keenam orang tersebut.
Latihan fisik dimulai dari menguji ketahanan (endurance) dan kekuatan (power). Dengan latihan yang terukur dan teratur, mereka jogging, pull up, sit up, dan latihan-latihan fisik lainnya. Salah satu parameter yang digunakan dalam penentuan personel tim adalah VO2 Max minimal. "Untuk laki-laki, VO2 Max minimalnya adalah 52, sementara untuk perempuan minimal 48," kata Agi.
VO2 Max merujuk kepada banyaknya jumlah oksigen selama eksersi (aktivitas fisik) maksimum. Semakin tinggi VO2 Max seseorang, semakin lama orang tersebut merasa kelelahan ketika beraktivitas.
Selain kesiapan fisik, kemampuan panjat tebing juga dipersiapkan. "Karena ekspedisi ini dilakukan dengan cara panjat, grade kemampuan panjat tim minimal 5.10," kata Agi. Grade ini mengukur kemampuan panjat seseorang pada tingkat kesukaran tebing.
Mereka pun berlatih pada sejumlah tebing di Jawa Barat. "Di antaranya tebing di Ciampea dan Citatah," Agung menambahkan.
Dengan persiapan-persiapan yang matang, mereka pun bertolak dari Jakarta ke Papua pada 19 Januari 2013. Tepat pada 27 Januari sekitar pukul 13.30 waktu setempat, mereka berhasil mencapai Puncak Trikora dengan memanjat. "Mencapai Puncak Trikora dengan memanjat ini adalah yang pertama dilakukan di dunia," kata Agi. (Baca: Edisi khusus rame-rame naik gunung)
AMIRULLAH