TEMPO.CO, Yogyakarta - Ketua Komunitas Jajar Adventure Team, Edi Purnomo, mengatakan, film 5 Cm yang menggambarkan keindahan Gunung Semeru itu membuat para pendaki ingin meniru gaya para pemainnya. “Para pendaki rata-rata ingin foto dengan gaya pemain film 5 Cm,” kata dia kepada Tempo, Senin, 11 Februari 2013.
Para pendaki biasanya memadati Gunung Sindoro-Sumbing setiap tahun baru. Sejumlah komunitas juga sering mendaki pada Sabtu malam. “Saya dan tim biasanya bertugas mengantar mereka yang ingin mendaki ke Sindoro-Sumbing,” kata dia.
Menurut dia, kebanyakan pendaki berasal dari Jakarta, Malang, Yogyakarta, dan Tangerang. Biasanya para pendaki datang berombongan sekitar lima orang. Rutenya dimulai dari pos pemantauan pertama di Desa Sigedang, Wonosobo. Jarak tempuh dari pos pemantauan di Desa Sigedang sekitar enam hingga tujuh jam menuju puncak gunung. Sedangkan pendakian dari jalur Kledung saat ini dihentikan setelah meninggalnya dua pendaki karena menghirup gas beracun pada malam tahun baru.
Ia menambahkan, film adaptasi novel karya Donny Dhirgantoro itu tak hanya membuat orang tertarik meniru gaya para pemainnya, namun juga menimbulkan kritik di kalangan pendaki. ”Ada pro-kontra setelah menonton film karena beberapa adegannya dianggap tidak pantas, salah satunya adalah pemain yang naik gunung lengkap dengan make up. Sisi positifnya adalah nilai persahabatan dalam film,” katanya.
Koordinator Asosiasi Insan Pencinta Alam Wonosobo, Yasin Yusuf, mengatakan, anggota komunitasnya belum banyak yang menonton film, meski sering membicarakannya. “Ada atau tidak ada film itu, kami terus tertantang naik ke Sindoro,” kata dia. (Baca: Edisi khusus rame-rame naik gunung)
SHINTA MAHARANI