TEMPO.CO, Jakarta--Musim durian sudah singgah di Padang. Ditandai dengan makin membanjirnya durian di pinggir beberapa ruas jalan seperti Jalan Sisingamangaraja danJalan M.Thamrin. Puluhan durian teronggok dan ada yang digantung di depan warung tenda penjual durian.
Durian ini datang dari berbagai tempat di Sumatera Barat yang terkenal sebagai pengasil durian,seperti Kayu Tanam, Pesisir Selatan, Padang Pariaman bahkan juga dari Kepulauan Mentawai. Durian dari berbagai tempat ini membawa keunggulan asing-masing. Durian Pesisir Selatan, misalnya, aromanya tajam dan rasanya agak pahit. Durian jenis ini banyak digunakan untuk es durian. Diblender dan langsung disiram ke atas es campur menjadi toppingnya.Selain tentu saja sangat disukai penikmat durian jika ingin memakannya tanpa olahan.
Durian dari Kepulauan Mentawai malah punya rasa dan aroma yang lebih unggul. Tak heran bila durian Mentawai ini lebih banyak dicari walau harganya lebih mahal. Anehnya sebagian warga Mentawai seperti warga pedalaman di Pulau Siberut Mentawai yang banyak memiliki pohon durian malah tidak suka durian jatuh yang matang pohon ini, karena tidak suka aromanya. Mereka menyantap durian yang menjelang matang, rasanya manis tetapi masih mengkal dan belum ada aroma durian yang tajam. Durian matang dijual ke Padang.
Warga Padang, paling suka menyantap durian dengan sepiring ketan. Ketan ini dari beras ketan putih atau beras pulut yang dikukus. Karena itu, di sepanjang Jalan Sisingamangaraja, tempat membeli durian ada warung dan tikar utuk lesehan. Saban sore, sangat ramai dikunjungi penikmat durian.
Pembeli akan memilih beberapa buah durian yang akan disantap, lalu memesan sepiring ketan putih yang di atasnya diberi parutan kelapa yang dicampur sedikit garam. Ketan ini dimakan dan 'lauknya' durian. Perpaduan yang pas sekali, sehingga tidak cepat eneg walau sudah menyantap banyak durian.
Harga durian ini berkisar Rp10 ribu hingga Rp30 ribu per buah. Dan sepiring ketan hanya Rp5 ribu. Durian yang dibeli di sini per buah. Tetapi bila tidak sanggup mengabiskan sebuah durian, untuk menikmati ketan durian ini ada penjualnya juga di di Pasar Raya Padang. Ada beberapa penjual dengan gerobak dan warung tenda. Satu paket itu, terdiri dari sepiring ketan dan beberapa biji durian hanya Rp10 ribu.
Karena sedang musim durian, muncul juga penjula kekiling ketan dan durian ini. Seporsi ketan dan durian dibungkus dalam daun pisang lalu dijual harganya hanya Rp5 ribu rupiah. "Ndak perlu beli durain mahal-mahal, ini sudah lengkap pakai ketan, tinggal makan saja," kata Lina, penjual ketan durian yang keliling Pasar Raya Padang. Dagangannya biasanya dibeli pedagang dan supir angkot untuk sarapan.
Ada banyak variasi makan ketan dan durian di Padang. Adadurian dengan ketan kukus seperti banyak dijual di warung, tetapi banyak juga yang menyajikan durian dengan lemang yang terbuat dari beras ketan yang dicampur santan dan dibakar dalam bambu dan juga lopis, ini ketan yang dikukus dalam daun berbentuk segitiga.
Durian dengan lopis ini biasanya di daerah Kasang, perbatasan kota Padang dengan Padang Pariaman. Di kawasan Kasang hingga Batang Anai ini terkenal sebagai kampung durian. Bila musim durian tiba, saat masuk kampung, di jalan saja sudah tercium aroma durian. Bila ingin membeli juga sangat murah. Satu karung hanya Rp50 ribu. Tetapi harus berani mencarinya masuk kekampung-kampung.
FEBRIANTI