TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengakui sistem Kartu Jakarta Sehat (KJS) masih banyak kekurangan. Setelah program diluncurkan 10 November 2012, jumlah pasien di seluruh rumah sakit di Jakarta membeludak.
Membeludaknya pasien ternyata tidak didukung oleh sumber daya manusia (SDM) dan alat pendukung rumah sakit yang memadai. Contohnya saja kasus bayi Dera Nur Anggraini yang ditolak sejumlah rumah sakit dengan alasan minimnya sarana pada saat itu. "Hal seperti bayi Dera atau lainnya masih banyak ditemui. Apalagi sebelum (ada KJS). Ini fakta yang tidak bisa ditutup-tutupi," kata Jokowi, di Jakarta, Ahad, 24 Februari 2013.
Alat pendukung rumah sakit bisa segera diadakan, kata dia, setelah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Jakarta 2013 dicairkan. Diperkirakan pada 25 Februari 2013, dana APBD bisa segera digunakan. Dari total APBD 2013 sebesar Rp 49,9 triliun, Rp 1,2 triliun di antaranya dialokasikan untuk Kartu Jakarta Sehat. Sedangkan Rp 350 miliar dialokasikan untuk utang Jamkesda di tahun lalu. "Sekarang yang ada di anggaran, dikejar," katanya.
Sementara itu, untuk penambahan SDM seperti dokter dan perawat, pihaknya telah bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia untuk membantu program KJS.
SUTJI DECILYA
Baca juga
Usai Nyoblos, Deddy Mizwar Jamu Warga Makan Bakso
Aher di Bandung, Deddy Mizwar di Pondok Gede
Aher Optimistis Menang Satu Putaran
EDISI KHUSUS: Rame-Rame Naik Gunung