TEMPO.CO, Antioquia -- Batu angkasa yang meledak di Rusia pada pertengahan Februari tahun lalu, termasuk asteroid mini yang sering lalu-lalang dekat orbit Bumi. Orbit benda ini diperkirakan setelah peneliti mempelajari rekaman video ledakan.
Duo fisikawan dari University of Antioquia, Kolombia, Jorge I. Zuluaga dan Ignacio Ferrin, penasaran terhadap asal batu tersebut. Meski tak melihat langsung kejadian karena tinggal 12 ribu kilometer dari TKP, mereka merekonstruksi ulang pergerakan meteor.
Beruntung, keinginan ini terbantu oleh rekaman video karya penduduk Rusia yang diunggah beramai-ramai ke Internet. Bekal rekaman ini mereka benamkan ke dalam formula matematik untuk menelusuri orbit batu angkasa.
"Video mengandung informasi posisi dan waktu kejadian," ujar Zuluaga dalam laporan ilmiah yang mereka sebar di Internet. (Lihat juga: Ini Kesaksian Tempo dari Lokasi Meteor Jatuh Rusia)
Video referensi yang mereka pakai berasal dari kamera CCTV yang terpasang di Revolution Square di Kota Chelyabinsk. Kamera ini dipilih karena dengan jelas memperlihatkan bayangan tiang-tiang listrik yang terbentuk akibat cahaya ledakan. Dengan mengukur panjang bayangan dan memproyeksikannya ke udara, mereka bisa mengetahui bagaimana batu tersebut turun dari langit.
"Ini rekonstruksi visual yang amat teliti," kata dia.
Tingkat akurasi perhitungan menggunakan metode proyeksi bayangan ini didukung oleh beberapa faktor. Pertama, mereka bisa mengetahui koordinat kamera sehingga proyeksi bisa ditumpangkan di atas peta bumi. Kedua, kamera menyimpan data waktu yang selalu disinkronkan dengan jam internasional.
Dalam matematika, orbit bisa diperkirakan jika terdapat tiga titik acuan. Karena itu, mereka memilih dua lokasi lain yang juga dilewati asteroid. Sebuah kamera CCTV di Kota Korkino dan lubang di atas Danau Chebarkul melengkapi perhitungan mereka.
Hasilnya, mereka mendapatkan batu angkasa tersebut mengelilingi matahari dalam lintasan elips pada jarak sekitar 200-300 juta kilometer. Lintasan ini menyenggol orbit bumi pada satu titik. Persenggolan orbit menyebabkan tabrakan, asteroid terbakar di langit Rusia.
"Batu ini termasuk asteroid Apollo, jenis yang selalu mengintai orbit bumi," kata dia.
Dari proyeksi bayangan ini, fisikawan juga bisa memperkirakan ketinggian ledakan. Menurut mereka, awalnya meteor meluncur pada kecepatan sekitar 10 kilometer per jam. Namun, pada ketinggian 32-47 kilometer dari daratan, kecepatan ini bertambah sehingga batu retak, pecah, dan terbakar. Simak berita iptek lainnya di sini.
ANTON WILLIAM
Baca juga:
Empat Warga Indonesia Ada Dekat Meteor Jatuh Rusia
Mengapa Terjadi Ledakan Saat Meteor Jatuh?
Hujan Meteor Quadrantid Gagal Diamati di Malang
Kenapa Wajib Melihat Orionid?