TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertanian Suswono meminta Kementerian Keuangan mempertimbangkan usulan agar sektor perkebunan mendapat alokasi dana khusus yang berasal dari pengembalian pendapatan hasil perkebunan.
"Seperti Malaysia yang punya ketentuan khusus di mana pendapatan hasil perkebunannya sekian persen langsung dikembalikan lagi untuk pengembangan perkebunan," kata Suswono saat membuka acara evaluasi sektor perkebunan di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, Rabu, 27 Februari 2013.
Usulan ini menyusul adanya permintaan dari beberapa daerah sentra perkebunan agar pendapatan hasil perkebunan dikembalikan kepada daerah untuk dipakai kembali khusus pengembangan perkebunan. Seperti Pemerintah Daerah Jambi yang meminta agar ada alokasi beberapa persen dari pendapatan hasil perkebunan dikembalikan langsung kepada daerah.
"Kementerian Keuangan tidak merespons ini karena sistem kita berbeda. Pajak penghasilan negara dimasukkan ke negara jadi satu dan baru dikeluarkan dalam bentuk usulan-usulan program," Suswono menjelaskan. Namun sayangnya, lanjut Suswono, belum ada keterpaduan antarlembaga sehingga sering kali program-program tidak saling bersinergis.
Akibatnya, ia menambahkan, sektor perkebunan sulit bersaing dengan komoditas lain. "Barangkali bisa disuarakan oleh pihak-pihak lain supaya perkebunan ini bisa seperti minyak atau tambang yang mendapat persentase dana bagi daerah penghasil," ujarnya.
Suswono menyatakan, kinerja subsektor perkebunan pada 2012 mengindikasikan kebijakan masih sesuai tujuan program. Bahkan, kinerja sektor perkebunan mengalami kenaikan rata-rata 2,11 persen pada 2012. Neraca perdagangan juga meningkat dari US$ 21,74 miliar pada 2011 menjadi US$ 24,70 miliar pada 2012. "Neraca perdagangan ini utamanya dari kelapa sawit, karet, kakao, dan kopi," ujarnya.
Meski ada peningkatan, kata Suswono, sektor perkebunan masih mengalami beberapa masalah selain perubahan iklim. Beberapa masalah utama adalah rendahnya produktivitas tanaman, keterbatasan lahan untuk perkebunan, infrastruktur yang belum maksimal, hingga rendahnya nilai tambah produk turunan hasil tanaman perkebunan. "Perlu terobosan agar capaian-capaian yang sudah ada bisa ditingkatkan karena potensinya memungkinkan," kata dia.
ROSALINA
Baca juga:
Spanduk Aliansi Nasional Anti-SBY Muncul di Kediri
Gugat Cerai, Venna Melinda Masih Berharap Damai
Politikus DPR Ramai-ramai Bela Anas
Pelapor Raffi Ahmad, Artis 'N'=Nikita Mirzani?
Xavi Bisa Sejajar dengan Hierro dan Raul