TEMPO.CO, Bogor - Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan mengatakan ruang tutupan hijau di hulu daerah aliran Sungai Ciliwung di Puncak, Bogor, hanya bersisa 3-5 persen dari total kawasan hulu. "Sisanya sudah tertutup oleh perkebunan teh, sayuran, dan bangunan vila," kata Zulkifli saat ditemui di Cisarua, Bogor, Selasa, 27 Februari 2013.
Sisa tiga sampai lima persen tersebut merupakan jumlah tutupan hijau jika dihitung berdasarkan kawasan yang tertutup pohon. Jika dihitung bersama dengan jumlah area perkebunan teh, maka jumlah tutupan hijau di hulu Ciliwung menjadi sembilan persen.
Padahal, menurut dia, kawasan hulu sungai seharusnya menjadi kawasan lindung. Artinya, hanya sekitar 10 persen dari luas kawasan yang dapat digunakan selain untuk penghijauan. Sisanya, harus digunakan sebagai ruang tutupan hijau berupa pohon-pohon kayu.
Rendahnya ruang tutupan hijau tersebut, kata dia, telah menjadi salah satu penyebab banjir Jakarta. "Pada dasarnya DKI Jakarta itu sudah berbakat banjir karena permukaan tanah yang terus turun dan merupakan kawasan hilir. Gundulnya kawasan hulu tentu memperbesar risiko banjir Jakarta," kata Zulkifli.
Hanya saja, kata dia, Kementerian Kehutanan tidak bisa begitu saja merubuhkan bangunan-bangunan vila di kawasan hulu Ciliwung demi mengembalikan fungsi kawasan. Ia mengatakan, penertiban tersebut bukan kewenangan Kementerian Kehutanan. Selain itu, penertiban tidak akan bisa berjalan sempurna tanpa ada pendekatan komprehensif kepada masyarakat sekitarnya.
RAFIKA AULIA