TEMPO.CO, Jakarta - PT Sky Aviation menyatakan siap menghadapi persaingan dengan maskapai Indonesia yang lebih mapan di Indonesia. "Kami tidak takut head-to-head dengan Bombardier CRJ-1000 yang dioperasikan Garuda," kata Direktur Utama Sky Aviation, Krisman Tarigan, di Bandara Halim Perdanakusumah, Kamis, 28 Februari 2013.
Sky Aviation menerima pesawat satu dari 12 unit Sukhoi Superjet-100 yang dipesan sejak 16 Maret 2011. Pesawat nomor registrasi PK-ECL tiba di Indonesia kemarin. Menurut Krisman, tahun ini empat pesawat Sukhoi lainnya akan didatangkan secara bertahap. Tiga pesawat akan didatangkan pada tahun 2014, dan sisanya pada tahun berikutnya.
Krisman mengatakan alasan utama pihaknya memilik Superjet-100 adalah karena irit bahan bakar. Menurut dia, bahan bakar menjadi komponen tertinggi operasional pesawat. Kemudian, kapasitas Superjet yang hanya 100 penumpang akan mendorong tingkat keterisian mencapai 100 persen.
Sepanjang tahun lalu, jumlah penumpang Sky Aviation mencapai 350 ribu orang dengan jumlah penumpang rata-rata 20 ribu orang per bulan. "Tingkat ketepatan waktu atau on time performance kami 85 persen," katanya.
Sky Aviation akan mengoperasikan Sukhoi Superjet-100 untuk perjalanan di wilayah Indonesia timur. "Seperti Makassar-Luwuk, dulu salah satu rute Batavia Air," kata Krisman.
MARIA YUNIAR