TEMPO.CO , Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto mengaku belum bisa menghitung lama proyek gorong-gorong raksasa DKI Jakarta alias MPDT (Multi Purpose Deep Tunnel). Ia berkata, kemungkinan besar akan makan waktu lebih dari 4-5 tahun. “Pasti akan lebih lama, lebih mahal, costnya-pun akan naik,” ujar Djoko saat ditemui Tempo di Kementerian PU, Senin. 4 Maret 2013.
Djoko menambahkan, jangankan lama pengerjaan, studinya pun ia yakini akan memakan waktu lama. Ia berkata, studi untuk proyek MPDT bisa memakan waktu berbulan-bulan, tak bisa hanya 2-3 bulan saja.
Ditanyai kenapa akan memakan waktu lama, Djoko mengatakan karena banyak hal yang harus dipertimbangkan, terutama soal total biaya proyek. Djoko berkata, ia tak ingin nilai biaya proyek MPDT lebih besar dibanding keuntungan yang didapat.
“Tadi kita coba hitung biaya operasionalnya (salah satu unsur total cost), itu belum terhitung baik. Oleh kareanya, saya putuskan untuk total cost-nya dihitung kembali,” ujar Djoko.
Secara terpisah, Dirjen SDA Kementerian PU Moh. Hasan mengakui bahwa proyek MPDT tak gampang dilakukan. Faktor seperti tingginya biaya konstruksi serta struktur geologi letak MPDT menjadi kendala utama. Oleh karenanya, susahnya untuk menentukan kapan proyek akan selesai.
Sejauh ini, diyakini bahwa biaya konstruksi proyek sepanjang 26km ini saja sudah memakan angka Rp26,5 trilyun. Padahal, ketika diumumkan oleh Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, nilai proyek dikatakan Rp16 trilyun dengan lama pengerjaan 4 tahun-an.
Proyek ini dicanangkan dengan tujuan utama untuk menangani masalah banjir dan kemacetan di Jakarta. Dengan MPDT, air banjir bisa dialirkan ke laut melalui bawah tanah, begitu pula dengan arus lalu lintas.
ISTMAN MP
Baca juga:
Banjir Jakarta, Puncak Menolak Disalahkan
Longsor Puncak Akibat Alih Fungsi Lahan
Ratusan Vila Berdiri di Taman Nasional
Tak Boleh Ada Vila di Taman Nasional Gunung Halimun