TEMPO.CO , Jakarta: Sebuah riset terbaru menemukan ada dua mikroba yang dampaknya saling bertolak belakang pada wajah kita. Mikroba “jahat” menyebabkan jerawat, sedangkan yang “baik” justru membuat kulit berkilau.
Temuan yang dipublikasikan di Journal of Investigative Dermatology pada 26 Februari 2013 dan dikutip situs LiveScience edisi 2 Maret 2013 ini, menjelaskan mengapa hanya satu dari lima orang yang jerawatan.
“Kami berharap bisa menggunakan hasil temuan baru kami untuk mengembangkan strategi baru yang bisa menghentikan noda kemerahan itu sebelum mereka muncul,” ujar ketua tim peneliti Huiying Li dari David Geffen School of Medicine, Universitas California (UCLA), Amerika Serikat.
Li menambahkan bahwa temuan ini akan membuat para dermatologis mewujudkan pengobatan jerawat berdasarkan “koktail unik dari kulit bakteri” yang berbeda-beda untuk setiap pasien.
Meskipun 80 persen orang pernah bermasalah dengan jerawat dalam kehidupan mereka, para ilmuwan baru membuat sedikit kemajuan dalam penelitian mereka terkait pengobatannya, demikian diungkapkan Li dan rekan-rekannya.
Antibiotik yang saat ini digunakan ternyata tidak bisa mengatasi beberapa kasus jerawat yang parah sementara jenis pengobatan lainnya mempunyai efek samping.
Dalam risetnya, Li dan rekan-rekannya menggunakan alat pembersih pori-pori yang ditempel di wajah untuk mengumpulkan bakteri jerawat yang disebut dengan Propionibacterium acnes (P. acnes) dari hidung sekitar 100 relawan. Sebagian dari mereka mengalami jerawat di wajah, sedaangkan yang lain wajahnya bersih.
Kadang-kadang, bakteri ini bersembunyi di dalam pori kulit dan mengganggu sistem kekebalan tubuh sehingga terjadi peradangan dan menyebabkan noda kemerahan yang disebut jerawat.Dari sampel yang diambil, para ilmuwan mengurutkan 66 strain P. acnes. Mereka tertarik pada gen unik dari masing-masing yang kemungkinan menyebabkan sebagian kulit bersih sementara yang lain menyebabkan jerawat.
“Dua strain unik dari P. acnes muncul di antara para relawan dengan satu banding lima yang berjerawat, tetapi jarang terjadi pada mereka yang wajahnya bersih dari jerawat,” ujar Dr. Noah Craft, dermatolog dan direktur Center for Immunotherapeutics Research di LA BioMed di UCLA Medical Center.
Kejutan lainnya adalah, sepertiga strain yang umum ditemukan pada wajah relawan dengan kulit sehat tetapi tidak terjadi pada mereka yang berjerawat. “Kami menduga bahwa strain ini mengandung mekanisme pertahanan alami yang menyebabkannya bisa mengenali penyerangnya dan menghancurkannya sebelum mereka menginfeksi sel bakteri,” kata Li.
Karena itu, para ilmuwan menduga bahwa meningkatkan strain baik dari P. acnes yang kemungkinan bisa diperoleh dari krim, bisa menghentikan serangan jerawat. “Strain P. acnes kemungkinan melindungi kulit seperti yogurt berbentuk bakteri hidup, membantu mempertahankan usus dari kuman berbahaya,” kata Li. “Langkah kami selanjutnya adalah meneliti apakah krim probiotik bisa menahan bakteri jahat dari serangan kulit dan mencegah jerawat sebelum mereka mulai.”
LIVE SCIENCE I ARBA | IYAH SATRIANI
Berita terpopuler lainnya:
Ini Tokoh-tokoh yang Mengilik Anas Soal Century
Malaysia Bayar Sewa ke Sultan Sulu Rp 14 Juta
Fakta-fakta Menarik Jelang MU Vs Real Madrid
'Perjalanan Pulang' Keluarga Sultan Sulu ke Sabah
Kelompok Penyusup Diduga Mendarat Lagi di Sabah
Waspada, Banjir di Jakarta Dinihari
Ahok Minta Pengusaha Beli Vila Ilegal di Puncak