TEMPO.CO, Jakarta- Berbagai jenis obat murah untuk kalangan orang dengan lupus (odapus) di Indonesia sulit didapat di pasaran. Kelangkaan itu mengancam nyawa odapus yang seumur hidup harus bergantung pada obat. "Ada obat alternatifnya, tapi harganya sangat mahal, sementara odapus mayoritas dari kalangan kurang mampu," kata Ketua Syamsi Dhuha Foundation yang juga odapus, Dian Syarief, Kamis, 7 Maret 2013.
Masalah itu disampaikan perwakilan Syamsi Dhuha Foundation, odapus, dan kelompok peduli lupus ke Komisi IX DPR RI hari ini. Jenis obat yang langka itu obat generik untuk kalangan odapus tingkat ringan hingga berat, seperti pil kina, azathioprine, hydroxychloroquin, dan methotrexate. "Obat itu suka menghilang di apotek tanpa alasan yang jelas," ujar Dian.
Fungsi obat tersebut untuk mengurangi rasa sakit dan imuno supresan atau penekan antibodi. Sebab pada odapus, kata Dian, sistem tubuh menghasilkan antibodi berlebih sehingga menyerang jaringan dan organ. Karena selama ini obat penyembuh lupus belum ditemukan, odapus harus bergantung hidup dengan obat-obatan sementara yang ada di pasaran.
Harga obat itu, kata Dian, misalnya azathioprine generik sebesar Rp 8.000 per butir. Kalau lupus sedang aktif, odapus harus memakan 4 butir obat itu per hari. Namun karena susah didapat, odapus harus membeli obat jenis mikofenolate mofetil yang harganya berkisar Rp 25 ribu per butir. "Kalau sebulan, biaya satu obat itu saja sudah Rp 3 juta, ini sangat memberatkan," katanya.
ANWAR SISWADI