TEMPO.CO, Cambridge - Keberadaan manusia hobbit di Flores, Nusa Tenggara Timur, masih menyimpan misteri. Namun, penelitian terbaru oleh tim ilmuwan Universitas Cambridge di Inggris berhasil menguak peran monyet terkecil di dunia yang bisa membantu mengungkap asal-usul Homo floresiensis, si manusia kerdil dari Flores.
Tengkorak manusia hobbit diketahui serupa dengan Homo erectus, hominin yang tubuhya lebih tinggi. Berdasarkan hal ini, salah satu teori menyatakan bahwa H. floresiensis, yang fosilnya ditemukan 10 tahun lalu, merupakan spesies kerdil yang berevolusi dari hominin yang lebih besar.
Namun, otak dan gigi manusia hobbit ternyata relatif lebih kecil untuk ukuran spesies kerdil. Proporsi otak dan gigi yang kurang pas ini memunculkan teori lain yang menyebutkan H. floresiensis bukanlah spesies baru, melainkan hanya variasi bentuk yang tidak biasa dari spesies manusia modern, Homo sapiens.
Kontroversi asal-usul manusia hobbit ini ternyata juga dijumpai pada monyet kerdil (Callithrixpygmaea). Peneliti dari Universitas Cambridge, Stephen Montgomery dan Nicholas Mundy, mengatakan monyet kerdil sebelumnya juga diajukan sebagai spesies baru. Namun, belakangan diketahui primata mungil itu memiliki gigi yang terlalu kecil untuk ukuran tengkoraknya.
"Kasus ini menunjuk pada terjadinya kekerdilan," kata Montgomery, Kamis, 7 Maret 2013. Kini, menggunakan pohon evolusi primata, Montgomery dan Mundy telah mengkonfirmasi bahwa monyet kerdil memang berevolusi dari nenek moyang yang lebih besar, lalu mengalami kekerdilan.
Lalu, mengapa giginya kecil? Menurut Montgomery, evolusi spesies kerdil biasanya melibatkan proses memperpendek waktu kehamilan dan pertumbuhan bayi. Namun, baru-baru ini muncul teori lain yang menyebutkan adanya rute yang tidak biasa: panjang kehamilan tetap sama, tetapi pertumbuhan janin melambat. "Hal ini dapat mempengaruhi ukuran otak dan gigi," ujarnya.
Pada kasus monyet kerdil, Montgomery dan Mundy menemukan bahwa masa kehamilan dan pertumbuhan bayi tidak berbeda jauh dengan spesies monyet kerabat dekat mereka. Ini menunjukkan monyet kerdil mengambil rute yang tidak biasa untuk berkembang menjadi primata bertubuh mungil.
"Jika H. floresiensis kerdil, kontroversi yang muncul adalah apakah itu cocok dengan pola kekerdilan yang pernah dijumpai sebelumnya," kata Montgomery. Analisis terbaru, yang dijelaskan secara detail dalam Journal of Evolutionary Biology menunjukkan pola yang sama ditemui pada monyet kerdil.
Robert Eckhardt dari Pennsylvania State University, Amerika Serikat, tidak yakin dengan kesimpulan Montgomery. Ia berkeras bahwa manusia hobbit hanyalah anggota yang sakit dari spesies manusia modern. Namun, Dean Falk dari Florida State University di Tallahassee mengatakan analisis yang dilakukan Montgomery membuka kemungkinan bahwa primata juga dapat mengalami kekerdilan yang tidak biasa.
NEWSCIENTIST | MAHARDIKA SATRIA HADI
Baca juga:
Ada Focus 2013 di Mega Bazaar Computer
Gigi Hiu Ini Mirip Gergaji Mesin
Intel Atom dalam Acer Liquid C1
Fosil Nenek Moyang Unta Ditemukan di Kutub Utara