Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

10 Kebun Sawit Meraih Sertifikat ISPO Perdana

Editor

Abdul Malik

image-gnews
Perkebunan kelapa sawit di Propinsi Jambi. TEMPO/Zulkarnain
Perkebunan kelapa sawit di Propinsi Jambi. TEMPO/Zulkarnain
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah terus mensosialisasikan penerapan pembangunan perkebunan kelapa sawit berkelanjutan dengan penerbitan sertifikat Indonesia sustainable palm oil (ISPO). Tahun ini, pemerintah menargetkan 200 kebun dan pabrik kelapa sawit memiliki sertifikat ISPO.

Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Gamal Nasir mengatakan, hari ini sertifikat ISPO perdana diberikan kepada 10 kebun kelapa sawit milik 9 perusahaan yang bernaung dalam 6 perusahaan induk besar. Sedangkan perkebunan dan pabrik kelapa sawit yang sedang melaksanakan proses audit dan siap untuk dinilai ada 15 perusahaan.

Keenam perusahaan tersebut diantaranya, milik PT Musim Mas terdiri dari 2 kebun di provinsi Riau, PT Astra Agro Lestari Tbk sebanyak 3 kebun (Jambi dan Kalimantan Tengah) dan PT Minamas Plantation sebanyak 2 kebun (Kalimantan Selatan). Selain itu masih ada PT Smart Tbk (Riau), PT Cargill Group (Sumatera Selatan) dan PT Perkebunan Nusantara V (Riau), masing-masing satu kebun.

"Kami mengharapkan perusahaan perkebunan yang belum melaksanakan audit dapat segera mengikuti proses penilaian untuk memperoleh sertifikat ISPO," kata Gamal usai acara penyerahan sertifikat ISPO, di kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Jumat 8 Maret 2013.

Ia menyatakan, sertifikat ISPO merupakan mandatory yang harus dipenuhi oleh seluruh perusahaan perkebunan di Indonesia paling lambat 2014 mendatang. Sejauh ini, sertifikat ISPO yang telah diberikan kepada sepuluh kebun kelapa sawit tergolong kecil. Kesepuluh kebun yang mendapat sertifikat ISPO hanya menaungi luas lahan kelapa sawit sekitar 200 ribu hektare, padahal total luas lahan sawit Indonesia 8,6 juta hektare.

Menteri Pertanian Suswono menambahkan, karena bersifat mandatory, akan ada sanksi bagi perusahaan yang tidak melakukan sertifikasi ISPO. Namun, sanksinya masih digodok oleh pemerintah. "Salah satu opsi sanksinya adalah mencabut usaha perkebunannya. Tapi tergantung dengan pelanggaran yang di lakukan, akan diberikan peringatan dahulu," katanya.

Manager Corporate Affairs PT Musim Mas, Togar Sitanggang pesimistis mandatory bisa diberlakukan pada 2014. Pasalnya, pihaknya mengajukan sertifikasi ISPO sejak Mei tahun lalu, namun baru mendapatkan sertifikasi pada Februari 2013. "Pemberlakuan ISPO ini hanya untuk mematuhi kebijakan pemerintah, tidak ada keuntungan khusus yang didapatkan oleh perusahaan kalau dapat sertifikat," ujarnya.

Paling tidak, lanjutnya, sertifikat ISPO untuk memastikan kepada pasar dunia bahwa produksi kelapa sawit Indonesia telah menerapkan sistem berkelanjutan dan menepis kampanye negatif. Selain itu, ia meminta pemerintah segera mensosialisasikan sertifikat ISPO kepada dunia internasional agar diakui. "Sosialiasi perlu dilakukan ke negara-negara pembeli seperti Cina, India, Pakistan, dan Uni Eropa," ujarnya.

Berikut 10 Kebun yang mendapat sertifikat ISPO:

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Grup Musim Mas:
PT. Musim Mas, terdiri dari 2 kebun yaitu Pangkalan Lesung dan Batang Kulim.

Grup Astra Agro Lestari:
PT. Sari Aditya Loka 1, terdiri dari 1 kebun yaitu kebun Desa Bukit Suban, Pematang Kabau, Provinsi Jambi; PT. Gunung Sejahtera Ibu Pertiwi, terdiri dari 1 kebun yaitu kebun Rayon 1, Rayon 2, Provinsi Kalimantan Tengah; PT Sejahtera Dua Indah, terdiri dari 1 kebun yaitu kebun Rayon 1, Rayon 2, Provinsi Kalimantan Tengah.

Grup Minamas Plantation:
PT. Swadaya Andika, terdiri dari 1 kebun yaitu Randi Estate, Selabak Estate, Provinsi Kalimantan Selatan; PT Laguna Mandiri, terdiri dari 1 kebun yaitu Rantau Estate, Matalok Estate, Sekayu Estate, Betung Estate, Provinsi Kalimantan Selatan.

Grup Smart:
PT Ivomas Tunggal, terdiri dari 1 kebun yaitu Samsam Estate, Palape Estate, Kandista Sari Estate, Provinsi Riau.

Grup Cargill:
PT Hindoli, terdiri dari 1 kebun yaitu kebun Tanjung Dalam-Srigunung, Sungai Tungkal, Sungai Pelepah, Mukut, Penuguan, Provinsi Sumatera Selatan.

PT Perkebunan Nusantara:
PT Perkebunan Nusantara V, terdiri dari 1 kebun yaitu kebun Tandun, Provinsi Riau.

ROSALINA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Profil Wilmar Group, Produsen Minyak Goreng Sania dan Fortune

16 Juni 2023

Ilustrasi Minyak Goreng. ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah/YU
Profil Wilmar Group, Produsen Minyak Goreng Sania dan Fortune

Wilmar Group, produsen minyak goreng merek Sania dan Fortune, terkenal di Indonesia. Ini profilnya.


7 Minyak Pengganti Minyak Goreng Sawit dan Malah Lebih Sehat

16 Januari 2022

Ilustrasi Minyak Goreng. bimcbali.com
7 Minyak Pengganti Minyak Goreng Sawit dan Malah Lebih Sehat

Melambungnya harga CPO atau sawit membuat harga minyak goreng mahal. Tak perlu khawatir Anda dapat mengganti dengan minyak lain yang lebih sehat.


Kemenperin Sebut Kebijakan Ini Membuat Industri Pengolahan Sawit Tumbuh

21 Oktober 2021

Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, dalam diskusi online Ngobrol @Tempo
Kemenperin Sebut Kebijakan Ini Membuat Industri Pengolahan Sawit Tumbuh

Kemenperin juga menyiapkan kawasan industri sebagai lokus investasi baru/perluasan industri hilir kelapa sawit


Pengusaha Sawit Sulit Dapat Kredit dari Bank Eropa

20 Mei 2020

kelapa Sawit
Pengusaha Sawit Sulit Dapat Kredit dari Bank Eropa

Masifnya kampanye negatif sawit Indonesia membuat pengusaha sulit mendapatkan kredit dari bank Eropa.


Ekspor CPO Hanya Tumbuh 2,1 Persen selama Januari - Oktober 2019

24 Desember 2019

Harga Referensi CPO Naik pada Periode September 2019.
Ekspor CPO Hanya Tumbuh 2,1 Persen selama Januari - Oktober 2019

Volume ekspor produk minyak sawit Indonesia atau CPO tercatat naik tipis sebesar 2,1 persen


RI Gugat Uni Eropa di WTO, Lawan Diskriminasi Kelapa Sawit

15 Desember 2019

Kelapa Sawit
RI Gugat Uni Eropa di WTO, Lawan Diskriminasi Kelapa Sawit

RI menggugat Uni Eropa atas diskriminasi produk kelapa sawit.


Ekspor CPO dan Turunannya Bebas Pungutan Sampai Akhir Tahun

10 Oktober 2019

Harga Referensi CPO Naik pada Periode September 2019.
Ekspor CPO dan Turunannya Bebas Pungutan Sampai Akhir Tahun

Bea keluar nol rupiah untuk ekspor produk CPO dan turunannya itu mulai berlaku pada tanggal 1 Oktober sampai dengan 31 Desember 2019.


Genjot Produksi CPO, Sumsel Remajakan 23 Ribu Hektar Kebun Sawit

20 September 2019

Presiden Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Menko Perekonomian Darmin Nasution (kanan), Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman (kedua kiri) dan Bupati Kabupaten Musi Banyuasin Dodi Reza Alex (kiri) berbincang di tengah perkebunan sawit usai launching penanaman perdana program peremajaan kebun kelapa sawit di Desa Panca Tunggal, Sungai Lilin, Kabupaten Musi banyuasin, Sumatera Selatan, 13 Oktober 2017. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Genjot Produksi CPO, Sumsel Remajakan 23 Ribu Hektar Kebun Sawit

Sumatera Selatan menargetkan bisa melakukan peremajaan atau replanting sekitar 23.014 Ha kebun sawit di berbagai kabupaten dan kota.


India Janji Beri Diskon Tarif Bea Masuk Sawit dari Indonesia

9 September 2019

Seorang pekerja menurunkan kelapa sawit dari sebuah truk di pabrik kelapa sawit di Salak Tinggi, di luar Kuala Lumpur, Malaysia, 4 Agustus 2014. [REUTERS / Samsul Said / File Foto]
India Janji Beri Diskon Tarif Bea Masuk Sawit dari Indonesia

Penurunan tarif bea masuk ini akan membuat harga produk olahan sawit Indonesia setara dengan Malaysia.


Temuan BPK: Perkebunan Kelapa Sawit Besar Banyak Bermasalah

23 Agustus 2019

Foto udara lahan perkebunan kelapa sawit milik salah satu perusahaan (kanan) dan kebakaran lahan gambut (kiri) Kumpeh Ulu, Muarojambi, Jambi, Selasa, 30 Juli 2019. ANTARA/Wahdi Septiawan
Temuan BPK: Perkebunan Kelapa Sawit Besar Banyak Bermasalah

BPK menyebut perusahaan yang bermasalah tersebut terdaftar di bursa efek dan termasuk "pemain besar" di industri kelapa sawit.