TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perhubungan menyatakan jalur ganda atau "double track" di sepanjang jalur utara Jawa mulai beroperasi empat bulan mendatang. "Untuk jalur ganda Cirebon-Gambringan akan beroperasi Juli nanti," kata Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Anggoro Budi Wiryawan, dalam konferensi pers di kantornya, Jumat, 8 Maret 2013.
Sedangkan jalur ganda untuk lintasan Gambringan-Surabaya sejauh 283 kilometer ditargetkan mulai beroperasi November mendatang. Anggoro mengatakan, pengoperasian jalur ganda mampu mengurangi beban jalan. Selain itu, kata dia, dapat dilakukan penambahan frekuensi perjalanan kereta api melalui kapasitas lintas menjadi 200 kereta per hari.
"Jalur ganda juga akan menghemat konsumsi BBM dan menekan emisi kendaraan bermotor di jalan," ucap Anggoro. Kementerian Perhubungan pun memprediksi adanya penghematan belasan ribu menit waktu tempuh dengan pengoperasian jalur ganda kereta api.
"Secara akumulasi, penghematannya total 14.543 menit per hari," kata Anggoro. Ia menjelaskan, jalur ganda mampu memangkas waktu tempuh KA penumpang hingga 4.978 menit per hari. Anggoro menyebut KA Gaya Baru Malam Selatan dengan rute Surabaya-Jakarta Kota sebagai contoh. Semula, KA tersebut memburuhkan waktu tempuh 17 jam 3 menit pada 2011. Dengan dioperasikannya jalur ganda pada 2013, perjalanan KA rute tersebut menjadi 14 jam 12 menit.
Sedangkan untuk KA barang, pemerintah memperkirakan adanya penghematan waktu tempuh sebanyak 9.565 menit per hari. Tanpa jalur ganda, KA peti kemas rute Kalimas - Tanjung Priok harus menempuh waktu perjalanan selama 23 jam 42 menit. Dengan jalur ganda, kata Anggoro, waktu tempuh dipangkas menjadi 20 jam 31 menit.
MARIA YUNIAR
Berita terpopuler lainnya:
Setelah 2014, SBY Mau Buka Warung Nasi Goreng
3 Fraksi Disebut Terima Duit Simulator Rp 10 M
Rhoma Irama Tolak Permintaan Joss Stone
Laga Gresik vs Arema Ricuh, Tiga Orang Tewas
Mancini Isyaratkan Bakal Jual Dzeko
Densus 88 Dilatih CIA dan FBI
Ansyaad : Musuh Itu Teroris, Bukan Densus
