TEMPO.CO, Kabul - Menteri Pertahanan Amerika Serikat Chuck Hagel mengunjungi Afganistan, Jumat, 8 Maret 2013 malam. Ini merupakan kunjungan pertamanya ke luar negeri setelah penominasiannya disetujui Senat dan mulai secara resmi memimpin Pentagon. Afganistan merupakan salah satu tantangan paling sulit yang akan dihadapi Hagel.
"Kami memiliki banyak masalah besar dan tantangan ke depan, seperti mempersiapkan transisi yang bertanggung jawab," kata Hagel, wartawan, dalam penerbangan ke Kabul. "Transisi itu harus dilakukan dengan benar. Ini harus dilakukan dalam kemitraan dengan Afganistan, dengan sekutu kami."
Perjalanan ini, yang tidak diumumkan sebelumnya karena alasan keamanan, dilakukan pada saat kritis. Sebab, pejabat AS masih terus memperdebatkan soal peran dan misi Amerika Serikat di masa depan selepas ditariknya pasukan internasional dari sana pada tahun 2014.
Kunjungan Hagel ini juga dipastikan akan diawasi ketat para pendukung dan pengkritiknya. Sebab, saat konfirmasi di Senat, ia menghadapi pertanyaan apakah ia orang yang tepat untuk memimpin Pentagon.
Hagel, kepada wartawan yang ikut dalam kunjungan tersebut, mengatakan bahwa Gedung Putih belum memutuskan berapa banyak tentara yang akan tetap ditugaskan di Afganistan setelah 2014. "Presiden belum membuat keputusan akhir," katanya.
Hagel terakhir kali mengunjungi negara itu pada 2008, ketika ia masih seorang senator dari Nebraska. Ia datang sebagai bagian dari delegasi kongres Amerika Serikat ke sana, bersama senator Barack Obama--kini presiden AS.
Washinton Post | Abdul Manan