TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perhubungan menyatakan kereta api (KA) sebagai akses ke Bandara Kuala Namu, Sumatera Utara, masih belum dapat beroperasi untuk umum. "Karena bandaranya belum dibuka dan stasiunnya juga belum selesai," kata Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan, Bambang S. Ervan, saat dihubungi Tempo Ahad, 10 Maret 2013.
Namun, kata Bambang, uji coba KA tersebut sudah dilakukan. Bambang menjelaskan, pengoperasian KA bandara itu tergantung pada pembukaan bandara. "Siapa yang mau menggunakan kalau bandaranya saja belum beroperasi," ucapnya.
Sebelumnya, Direktur Komersial dan Humas Railink Makmur Syaheran mengatakan kereta api Bandara Kuala Namu atau Airport Railink Service (ARS), Sumatera Utara, akan beroperasi mulai Maret 2013. "Ini sejalan dengan rencana operasi Bandara Internasional Kuala Namu," katanya melalui keterangan resmi pada Januari silam.
Makmur mengatakan Airport Railink Service merupakan kereta bandara yang pertama kali beroperasi di Indonesia. Sebanyak 16 kereta diesel yang terdiri atas empat set kereta akan dioperasikan untuk 26 kali perjalanan dalam satu hari. Waktu tempuh setiap perjalanan diperkirakan 30 menit dengan interval satu jam.
Menurut dia, dana untuk pembelian 16 unit kereta yang akan dioperasikan pada Oktober mendatang itu berasal dari eksternal. Sementara itu, pada Maret-Oktober 2013, Railink akan menggunakan kereta milik PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan Kementerian Perhubungan.
Direktur Teknik dan Operasi Railink Husein Nurroni mengatakan kereta itu mampu menampung 172 penumpang tiap set atau 3.000 sampai 4.000 penumpang per hari. "1 juta-1,3 juta penumpang per tahun," katanya.
Ia menjelaskan, tarif yang diberlakukan untuk setiap penumpang sebesar Rp 80.000 sekali jalan. Tarif dihitung berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 28 Tahun 2012. Peraturan tersebut menetapkan pedoman perhitungan dan penetapan tarif angkutan orang dengan kereta api.
MARIA YUNIAR