TEMPO.CO, Jakarta - Buruknya pengelolaan pasar tradisional oleh Pemerintah DKI menjadikan lahan subur terjadinya premanisme dan kutipan oknum tertentu di sentero pasar rakyat ibu kota.
“Saya menyaksikan langsung bukan kata orang, begitu banyak biaya kutipan yang harus dikeluarkan pedagang,” ujar Musni Umar, sosiolog dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, saat dikonfirmasi, Senin petang, 11 Maret 2013.
Lemahnya penindakan aparat terhadap mereka yang kerap mengacaukan pedagang, disinyalir menjadi pangkal persoalan, sebab dalam setiap pungutan yang mereka jalankan diketahui oleh petugas jaga. “Apa mungkin juga mereka menjadi beking dari kegiatan itu,” kata dia.
Ia mencontohkan sejumlah uang kutipan yang dikeluarkan pedagang di pasar Cipete dan Kabayoran lama, Jakarta Selatan, di kedua lokasi itu rata-rata pedagang yang didominasi masyarakat bawah tersebut mesti rela merogoh koceknya hingga Rp 10.000 per hari untuk membayar sejumlah kutipan yang diambil oknum tertentu. “Ada yang Rp 1.000, 2.000 namun mereka sering tanpa alasan yang jelas buat apa,” kata dia.
Angka itu buat pedagang jelas membebani, sebab pendapatan usaha pedagang tradisional terus menurun akibat ekpansi pasar modern di sekitar mereka. Selain itu, mereka juga harus membayar sejumlah uang kutipan. “Sudah harga beli mahal, daya beli warga menurun, uang kutipan tinggi, lengkap sudah penderitaan mereka,” ujarnya.
Kondisi ini, kata dia, harus segera menjadi perhatian serius Pemerintah DKI untuk ditertibkan, sebab jika dibiarkan keberanian mereka untuk meminta sejumlah uang setoran lebih besar bagi kalangan pedagang bisa tetap terjadi. “Hercules itu besar dan awalnya dari yang kecil seperti di pasar tradisional,” kata dia.
Adanya penangkapan yang dilakukan aparat kepolisian terhadap kelompok premanisme Hercules Jumat pekan kemarin, bisa dijadikan momen bersih-bersih dan penindakan oleh aparatur Pemerintah DKI untuk menghilangkan praktek premanisme. “Kalau yang besar saja bisa, kenapa yang kecil-kecil kaya di pasar tidak bisa,” ujarnya.
JAYADI SUPRIADIN
Berita Terpopuler:
Begini Cara Jokowi Lepaskan Diri dari Hercules
Hercules Ditangkap, Premanisme Masih Tinggi
Rustriningsih Ditolak PDIP Karena Tak Santun Berpolitik
Wawancarai Aher, Sejumlah Wartawan Dipukul Petugas
Nama Anas Terseret dalam Kasus Simulato