TEMPO.CO, Malaga - Aktor Hollywood, Antonio Banderas, mengutuk keputusan federasi sepak bola Eropa (UEFA) atas keputusannya memberi sanksi Malaga FC. Klub asal Andalusia itu terancam tak bisa tampil di semua ajang di Eropa musim depan lantaran menunggak gaji dan tranfer pemain.
"Keputusan itu terlalu keras dan berdampak sangat negatif pada La Liga Spanyol," katanya kepada televisi Canal Plus usai Malaga menekuk FC Porto 2-0 di Estadio La Rosaleda, Malaga, dinihari tadi. "Ini adalah keputusan sesat yang tidak bisa diterima dan kami masih menunggu hasil dari CAS."
UEFA pada Desember tahun lalu menjatuhkan sanksi kepada Malaga karena mereka belum membayar gaji pemain. Total tunggakan yang harus mereka bayar sebesar 9 juta euro. Jika hingga 31 Maret ini mereka tak kunjung melunasi tunggakan tersebut, maka mereka dilarang tampil di semua ajang di Eropa musim depan, termasuk La Liga dan Liga Champions.
Antonio merupakan aktor asal Malaga. Ia lahir dan besar di sana dan menjadi pendukung fanatik Los Boquerones --julukan Malaga. Saat Malaga menekuk Porto dinihari tadi, ia ikut merayakan kemenangan itu bersama pendukung lain di La Rosaleda. Saat diwawancarai Canal Plus ia bahkan masih memakai kostum biru strip putih khas Malaga.
"Seharusnya UEFA memberi waktu kepada klub sampai akhir musim untuk melunasi hutang-hutang itu. Tapi saat ini kami masih menunggu hasil keputusan CAS (badan arbitrase olahraga internasional). Semoga masih ada keadilan di sana," kata aktor yang pernah memerankan legenda Zoro ini.
Malaga mengalami kesulitan finansial sejak investor utama mereka, Sheikh Abdullah Al Thani, tak lagi menyuntikkan dana. Al Thani lebih tertarik menanamkan uangnya di klub Paris Saint Germains. Akibatnya Malaga pun limbung. Mereka terpaksa menjual sejumlah pemain top, antara lain Santi Cazorla, untuk bertahan hidup.
Tapi, di tengah krisis tersebut, prestasi mereka di lapangan tetap moncer. Saat ini mereka berada di peringkat 4 klasemen La Liga di bawah Atletico Madrid, Real Madrid, dan Barcelona. Di Liga Champions penampilan mereka lebih kinclong dengan lolos ke babak 8 besar, prestasi yang tak pernah tercatat dalam sejarah mereka sebelumnya.
GUARDIAN | BBC | DWI RIYANTO AGUSTIAR