TEMPO.CO, Jakarta- Sudah lama diketahui bahwa seorang ibu baru memiliki resiko menderita depresi pasca melahirkan. Namun hasil penelitian terbaru dari Northwestern Medicine menemukan bahwa persentase ibu yang mengidap gangguan ini ternyata cukup besar.
Dikutip dari situs Science Daily, Jumat, 15 Maret 2013, ini merupakan penelitian psikiatris pertama dalam skala besar mengenai topik ini, melibatkan 10 ribu wanita yang baru saja melahirkan.
Dalam penelitian yang dimuat dalam jurnal JAMA Psychiatry ini, setelah melakukan pengujian klinis ditemukan sekitar 14 persen dari responden atau sekitar 1.400 wanita mengalami depresi pasca melahirkan. Dari jumlah tersebut, hanya 826 orang yang menerima perawatan melalui kunjungan dari rumah ke rumah.
Yang mengkhawatirkan, sebanyak 19,3 persen wanita yang didiagnosis positif menderita depresi jenis ini, berpikir untuk menyakiti diri mereka sendiri. Banyak dari mereka yang didiagnosis ternyata pernah mengalami setidaknya satu episode depresi sebelumnya dan memiliki gangguan kecemasan. Sebanyak 22 persen dari mereka juga mengidap gangguan bipolar.
"Banyak wanita yang tidak mengerti apa yang terjadi pada mereka. Mereka mengira hanya mengalami stres, atau mereka pikir inilah yang seharusnya dirasakan ketika memiliki bayi," ujar Katherine L. Wisner, M.D. yang memimpin penelitian ini.
Bahkan di Amerika, ujarnya menambahkan, mayoritas penderita depresi pasca melahirkan tidak diidentifikasi dan dirawat. "Ini adalah sebuah masalah kesehatan yang sangat serius, karena kesehatan mental wanita memiliki efek yang besar pada kesehatan maupun perkembangan fisik dan mental anaknya,"ujarnya.
SCIENCE DAILY | RATNANING ASIH