TEMPO.CO, Magelang - Wedang kacang, begitulah namanya. Sesuai namanya, minuman ini memang dibuat dari campuran kacang tanah, gula merah, gula pasir, dan ketan. Di Magelang, minuman ini bisa ditemukan di sebuah warung yang terletak di Jalan Panjang. "Rasa kacangnya sangat gurih dan empuk. Kuahnya manis dan mengenyangkan. Sekali minum, dijamin ketagihan," kata Agung (26), salah seorang pengunjung.
Agung yang telah menjadi pelanggan wedang kacang selama belasan tahun mengatakan bahwa wedang kacang Magelang tiada bandingnya. Pemilik warung, Agustin, 55 tahun, mengatakan agar wedang yang dijualnya selalu gurih, dia tak sembarangan memilih kacang. Hanya kacang asli dari Borobudur yang rasanya manis yang dia gunakan.
Agustin mengatakan menjual wedang kacang sejak 22 Maret 1982. Warung satu-satunya yang menjual wedang kacang di Magelang itu peninggalan orang tuanya, yang dibuka pertama kali di Purworejo. Setiap hari kecuali hari Kamis, sejak pukul 17.30 WIB, warungnya selalu dipenuhi pengunjung, baik dari dalam maupun luar kota. "Jam tutup tidak mesti. Karena pengunjung juga tidak terduga. Rata-rata per hari bisa mencapai ratusan," katanya.
Untuk membuat wedang kacang, Agustin harus merebus kacang lokalnya hingga 24 jam. Lamanya perebusan dilakukan supaya kacang melebur dan mendapatkan kacang yang empuk, gurih, dan berwarna merah pupus. Sebagai bahan campurannya, setiap hari dia memasak 6 kilogram ketan.
Agustin berpromosi, wedang kacang buatannya tak cuma enak di lidah, tapi juga bagus untuk kesehatan. Selain menghangatkan, wedang ini tidak menggunakan kuah santan sehingga aman dari kolestrol.
Tak hanya wedang kacang, Agustin menyediakan wedang ronde yang juga menjadi minuman khas warungnya. Wedang ronde ini bisa disajikan menggunakan es atau tidak. Kalau menggunakan es, akan diberi tambahan perasan buah jeruk yang menghasilkan rasa asam. "Ada juga kolak untuk menambah variasi minuman," dia menambahkan.
Sebagai camilan, ada pula hidangan khas Magelang berupa sate pisang yang dibalut adonan hongkue. Rasanya manis, gurih, dan mengenyangkan. Ada pula lunpia dan tahu goreng jumbo yang tidak kalah enaknya.
Jika masih lapar, pengunjung juga bisa menikmati bakso, bakmi goreng, dan nasi goreng. Harganya cukup terjangkau. Segala jenis minuman termasuk wedang kacang harganya Rp 5.000, sate pisang Rp 3.500, lunpia dan tahu Rp 3.000, bakso Rp 5.000, nasi goreng dan bakmi harganya Rp 10.000.
OLIVIA LEWI PRAMESTI
Berita Terpopuler: