TEMPO.CO, Jakarta - Pameran New Zealand Education Fair yang digelar sejak 16 Maret di Medan dan 17 Maret di Jakarta, akan berakhir pada 20 Maret 2013 di Marriot Hotel, Surabaya. Direktur Keuangan PT Pupuk Indonesia, Achmad Fadhiel dan presenter/jurnalis Lorraine Evelyn menjadi kisah sukses lulusan sekolah di New Zealand.
Dalam pameran ini ada 25 universitas terkemuka yang hadir, antara lain The University of Auckland, University of Canterbury, Victoria University of Wellington, dan Massey University.
Menurut Duta Besar Selandia Baru untuk Indonesia, David Taylor, Selandia Baru menawarkan fasilitas pendidikan bertaraf internasional dengan biaya relatif wajar, berkualitas dan lingkungan nyaman. Negeri ini memiliki catatan baik, persentase tertinggi dimana seluruh universitas masuk dalam peringkat atas (top 500) dunia. Dibandingkan dengan negara lain di dunia.
Pemerintah Selandia Baru menawarkan sebanyak 50 beasiswa pasca sarjana per tahun bagi masyarakat Indonesia untuk belajar di Selandia Baru. Untuk tahun ini akan dibuka pendaftaran program beasiswa hingga April 2013.
Direktur Keuangan PT Pupuk Indonesia, Achmad Fadhiel dan presenter/jurnalis Lorraine Evelyn menjadi kisah sukses lulusan sekolah di New Zealand. Achmad Fadhiel (48) berusia 18 tahun ketika tiba di Auckland, Selandia Baru. Ia masih kelas satu di SMA 70 Jakarta dan menyelesaikan SMA di Selandia Baru hingga lulus. Lalu melanjutkan sarjana S1 bidang Niaga dan Administrasi di Victoria University of Wellington.
“Saya belum lancar berbahasa Inggris waktu ke sana, dan para teman dan guru sangat membantu saya,” kata Fadhiel yang menjadi wakil pengelola penginapan dan asrama bagi para mahasiswa dari seluruh Selandia Baru dan dunia.
Ia juga bisa mencari pekerjaan paruh waktu menjadi pekerja bangunan, kerja di pabrik cat dan pengasuh. “Negeri ini mengajarkan saya memiliki sifat humanis, walaupun tetap mengenalkan budaya kompetisi,” kata Fadhiel yang masih memiliki hubungan baik dengan ibu asuh semasa di sana.
Pengalaman memimpin asrama, gelar universitas dan kemampuan bahasa Inggris memberikannya daya saing dalam berkarir di bidang keuangan dan sektor riil di Indonesia. Ia kembali ke Indonesia pada 1989, bekerja dan memegang posisi manajemen senior di bidang perbankan di bank asing ABNAMRO, Citigroup Indonesia, Bank Bumiputera dan Bank Dunia, sebelum menjadi direktur keuangan Pupuk Indonesia dan komisaris perusahaan di Malaysia dan Iran.
“Saat pulang ke Indonesia, saya melamar pekerjaan dan tujuh bank mau menerima saya bekerja,” ungkap Fadhiel yang memilih bank asing pertama kali bekerja.
Untuk mengulang suksesnya, putra Fadhiel yang berusia 17 tahun dikirim belajar di Auckland Boys Grammar merupakan sekolah pemerintah terbaik di Selandia Baru.
Sedangkan, Lorraine Evelyn memilih jurusan komunikasi internasional di Unitec New Zealand, Auckland, New Zealand karena selain pendidikannya baik, Selandia Baru dikenal aman.”Banyak populasi mahasiswa dari Asia, sebanyak 11 persen,” kata jurnalis di Global TV ini.
EVIETA FADJAR