TEMPO.CO, Jakarta - Terpilihnya Agus Martowardojo sebagai Gubernur Bank Indonesia (BI) menggantikan Darmin Nasution cukup diterima oleh pasar uang. Salah satu indikasinya terlihat dari sentimen positif terhadap kurs rupiah pada hari ini.
Dalam transaksi pasar uang siang tadi, rupiah berhasil menguat 6 poin ke level 9.725 per dolar Amerika Serikat di tengah melemahnya mata uang regional. “Agus Martowardojo bukan orang baru. Kemampuannya di fiskal dan moneter tak diragukan lagi,” kata ekonom dari Bank BNI, Rosady T. A Montol, Rabu, 27 Maret 2013.
Namun, Rosady mengingatkan bahaya tingginya laju inflasi di awal tahun ini. Apalagi, kata dia, bila ada kejadian luar biasa seperti rencana pembatasan BBM bersubsidi ataupun kenaikan harga bensin. “Ini akan menjadi tantangan sekaligus pekerjaan rumah bagi Gubernur BI yang baru,” tuturnya.
Rosady mengingatkan kepada Agus soal pentingnya menjaga fundamental ekonomi domestik. Hal tersebut diyakini dapat memicu masuknya aliran dana asing ke pasar finansial dan menjadi penyeimbang pergerakan rupiah.
Ke depan, menurut Rosady, selain kenaikan harga ada risiko defisit perdagangan Indonesia yang menghambat apresiasi rupiah sepanjang tahun ini. Besarnya kebutuhan dolar AS di pasar domestik dikhawatirkan akan membebani mata uang lokal.
Selain itu, kembali memburuknya perekonomian kawasan Eropa terkait masalah Siprus serta dipangkasnya anggaran belanja Amerika, menurut Rosady, juga dapat mempengaruhi ekonomi domestik. Pasalnya, perekonomian di Benua Biru yang lambat akan berimbas pada penurunan permintaan barang dari Asia. “Apalagi bila perekonomian Cina melambat.”
VIVA B KUSNANDAR